Find Us On Social Media :

Cara Kominfo Edukasi Anak Muda Indonesia Tentang Pentingnya Inovasi AI

By Adam Rizal, Jumat, 5 April 2024 | 12:00 WIB

Ilustrasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan kolaborasi menjadi cara yang tepat guna menyebarkan edukasi pada generasi muda mengenali, memahami, dan menguasai artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

"Saya kira ini program yang sangat bagus untuk terus dikembangkan untuk bisa menyerap lebih banyak talenta AI terutama generasi-generasi muda kita," kata Nezar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Nezar mengatakan kerjasama antara Kementerian Kominfo dengan universitas memungkinkan mahasiswa dapat mempelajari tentang pengembangan talenta digital di bidang AI dengan lebih optimal. Langkah kolaborasi menjadi tepat mengingat potensi penggunaan AI sebagai solusi di Indonesia besar, namun, masih sedikit yang memiliki kompetensi untuk mengembangkannya.

“Apalagi pengembangan AI telah menjadi fokus perhatian negara-negara di dunia. Dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. China sudah lebih di atas 50 persen, Amerika juga, Eropa juga. Namun, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia masih kurang 10 persen dari total PDB. Dan saya kira kita memang harus bekerja keras," kata Nezar.

Da berpesan setidaknya ada lima kompetensi utama yang penting dimiliki seseorang seiring dengan luasnya pemanfaatan AI. Lima kompetensi itu ialah kemampuan berpikir kreatif, pola pikir analitis, literasi teknologi, berpikir sistematis, serta operasionalisasi AI dan big data (mahadata).

Dia berharap lewat kolaborasi yang dihadirkan Pemerintah, swasta, dan institusi pendidikan, maka para generasi muda bisa memiliki dasar dan semakin terasah kompetensinya mengenai AI.

“Ini lima skill (keterampilan) utama yang setidaknya harus dimiliki oleh generasi di abad 21 ini. Oleh karena itu dibutuhkan re-skilling dan up-skiling untuk membuka peluang karier baru di era disrupsi AI ini," ujar Nezar.

Bangun Pusat Inovasi AI

 Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan perusahaan teknologi asal AS NVIDIA dan perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) akan membangun Pusat Pengembangan Artificial Inteligence (AI) bernama "Indonesia AI Nation" di Solo Techno Park, Kota Solo, Jawa Tengah.

Pembangunan Pusat Pengembangan AI pertama di Indonesia itu menelan biaya investasi senilai 200 juta dolar AS atau sekitar Rp3,1 triliun. "Jadi ini pusat (pengembangan) AI di Indonesia loh. Namanya Indonesia AI Nation. dan nilainya ga tanggung-tanggung yaitu 200 juta dolar AS. Ini kan pondasinya, bahwa kita akan bangun Pusat AI Indonesia," kata Budi.

Pemilihan Solo Techno Park karena tempat itu memiliki infrastruktur yang memadai dan banyak SDM digital yang dapat dikembangkan. Sebelumnya, pemerintah telah membangun kembali Solo Techno Park untuk menjadi ruang publik kreatif dengan beragam fasilitas pengembangan teknologi.

Solo Techno Park memiliki dua fasilitas gedung yaitu gedung Sembrani dan Gumarang. Gedung Sembrani digunakan untuk tech hub melakukan riset, pengembangan teknologi dan inovasi. Sedangkan, gedung Gumarang digunakan sebagai gedung kantor salah satu e-commerce terkemuka di Indonesia dan sebagai pusat perkantoran yang pertumbuhan UMKM lokal di Solo dan sekitarnya.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan Indonesia AI Nation akan meningkatkan kapasitas masyarakat Indonesia sebagai talenta digital khususnya untuk teknologi AI. Apalagi, NVIDIA memiliki kapabilitas untuk membantu Indonesia mengembangkan AI.

"Kerja sama ini sangat strategis dan kita berharap ada transfer teknologi juga nanti sehingga kita enggak cuma jadi users, tapi juga nanti bisa menjadi bagian dari pemain yang diperhitungkan lah di baik di kawasan maupun di tingkat global," kata Nezar.

Contoh Negara Maju

Nezar mengatakan Pemerintah Indonesia fokus membangun ekosistem artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan secara nasional dengan menjadikan menjadikan negara-negara maju sebagai acuan. Indonesia sudah melakukannya di beberapa sektor seperti komunikasi, kesehatan dan pertanian.

“Sejumlah foundation model kita adopsi, bahkan kita juga ikut mengembangkan misalnya Generative AI untuk Natural Language Processing oleh sejumlah startup, juga beberapa pemrosesan data dengan menggunakan AI di bidang marketing. Sudah terlihat juga di sektor kesehatan, pertanian dan beberapa sektor lain yang saya kira terus berkembang dan meluas,” kata Nezar sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta.

Nezar mengatakan ada dua pendekatan untuk mengatur pemanfaatan teknologi AI yang diambil oleh negara-negara maju, yaitu pendekatan secara horizontal dan vertikal. Perbedaan pendekatan tersebut dapat terjadi karena adanya dinamika dari dialog mengenai Tata Kelola AI Global.

“Ada yang mencoba horizontal di mana orientasinya lebih kepada prinsip yang dilakukan dalam pengembangan AI yang diadopsi oleh negara-negara Uni Eropa. Ada juga yang pendekatan vertikal yang langsung kepada sektor-sektor yang dilakukan oleh Amerika dan Cina,” kata Nezar.

Nezar memastikan bahwa Pemerintah Indonesia akan mendukung pengembangan AI di Indonesia. Terutama pada sektor-sektor penting seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, Nezar berpendapat pengembangan AI perlu ditingkatkan mengingat bakal dijadikan acuan di masa mendatang.

"Kementerian Kominfo dalam hal ini mendukung penuh upaya-upaya pengembangan AI yang sudah dilakukan oleh perusahaan startup dan juga sejumlah perusahaan teknologi baik nasional maupun global yang beroperasi di Indonesia," tutupnya.

Tentunya, pengembangan teknologi AI di Indonesia memerlukan dukungan kerja sama dengan negara besar seperti Amerika Serikat. Kerja sama berupa transfer ilmu pengetahuan terkait pemanfaatan AI. 

 "Saya kira ini kesempatan yang baik juga untuk mempertajam, memperkuat, dan mendorong lebih maju lagi transfer pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan AI ini dengan negara-negara besar seperti Amerika," kata Nezar.

Sebelumnya, Kalangan Industri dan masyarakat sipil menyambut positif hadirnya Surat Edaran (SE) No.9 /2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. SE tersebut dinilai telah mengadopsi prinsip global tentang AI yang bertanggung jawab dan menjadi panduan dalam pemanfaatanya di Indonesia. 

Director Government Affairs Microsoft Indonesia dan Brunei Darussalam Ajar Edi mengatakan panduan tersebut turut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terdepan di kawasan Asia Tenggara dalam pengaturan AI oleh pemerintah. 

 “Pengaturan ini penting untuk memastikan pemerintah tetap berada di garda terdepan guna memastikan AI berada dalam kontrol manusia,” kata Edi.

Dia juga mengatakan regulasi ini memastikan pemanfaatan AI akan menjaga keselamatan, keamanan, dan prinsip etika kepentingan publik, di sisi lain mendorong peningkatan inovasi. Dia meyakini, potensi pemanfaatan AI dan GenAI akan memberikan "leap frog" dalam ekonomi digital bagi Indonesia.  

 "Akselerasi pemanfaatan GenAI, bisa membuat Indonesia menjadi lokomotif ekonomi digital Asean dan jadi katalisator pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif," tegas Ajar yang juga Chair ICT Committee AmCham Indonesia.  

Baca Juga: Zoom Pamerkan Inovasi Teknologi AI dalam Zoom CX Summit 2024 

Baca Juga: Razer Kenalkan Konsep Kursi Gaming AI, Bisa Pesan Makanan dan Memijat