Find Us On Social Media :

Berkat Penjualan Domain AI, Negara ini Untung Besar Rp508 Miliar

By Adam Rizal, Senin, 8 April 2024 | 09:00 WIB

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence).

Penduduk sebuah negara di Karibia, Anguilla menerima keuntungan besar dari penjualan domain AI dengan setiap penduduk mendapat sekitar Rp 182 juta. Anguilla yang memiliki populasi kurang dari 16.000 orang meraih pendapatan sebesar USD45 Juta atau Rp 508 miliar dari penjualan domain AI, yang merupakan domain resmi Anguilla sejak 1995. 

Kenaikan popularitas teknologi AI yang melejit terutama setelah kesuksesan ChatGPT, mendorong permintaan domain .ai, dengan perusahaan-perusahaan baru berebut untuk membelinya. Salah satu startup yang menggunakan domain .ai adalah xAI milik Elon Musk. Pembelian domain .ai bahkan mencapai harga tertinggi USD 700 ribu. Pendapatan dari pendaftaran domain .ai baru mencapai USD 32 juta dalam setahun, sekitar 10 persen dari PDB negara tersebut. 

Menurut laporan Sedo, nilai pembelian domain .ai paling mahal adalah pembelian alamat website You.ai pada Oktober. Domain tersebut dibeli seharga USS 700 ribu (Rp 111 miliar). Laporan dari pengelola domain Anguilla menyatakan ada sekitar 21 ribu pendaftaran domain .ai baru tiap bulan. Seperti negara lainnya, Anguilla menerima pendapatan dari setiap pendaftaran alamat internet dengan akhiran .ai.

"Beberapa orang menyebut ini sebagai rezeki nomplok. Kami menyebutnya sebagai 'Tuhan tersenyum kepada kami'," kata Perdana Menteri Anguilla Ellis Webster.

Keuntungan penjualan domain AI itu akan digunakan untuk menyediakan asuransi kesehatan gratis bagi penduduk berusia di atas 70 tahun dan untuk pembangunan infrastruktur seperti sekolah dan bandara serta melipatgandakan pengeluaran untuk aktivitas olahraga.

Berkah NVIDIA

Nvidia H200

NVIDIA mencatatkan pendapatan sebesar USS22,1 miliar atau sekitar Rp344,93 triliun dalam tiga bulan terakhir hingga 28 Januari 2024 pada kuartal IV, dengan laba bersih mencapai USD12,9 miliar atau sekitar Rp201,34 triliun. Laba itu melonjak lebih dari delapan kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, melampaui prediksi analis.

Laporan pendapatan itu membuat saham NVIDIA meroket sekitar 8 persen. Apalagi NVIDIA terus berjuang memenuhi permintaan chip AI. Chief Executive Nvidia Jensen Huang mengatakan NVIDIA terus berjuang memenuhi permintaan chip AI yang sangat tanpa mengorbankan kualitas. Fenomena ini membuat perusahaan sadar bahwa AI akan memegang peranan penting di masa depan.

"AI telah mencapai "titik kritis" karena permintaan yang besar di berbagai sektor industri di seluruh dunia. Prestasi Nvidia ini menjadi cermin dari ledakan AI, karena perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft, Google, dan Apple mengandalkan teknologi kami dan membutuhkan perangkat keras kami untuk mendukungnya," ujarnya.

Selain ChatGPT, produk AI lainnya juga memasuki pasar belakangan ini, termasuk asisten digital untuk coding dan bisnis dari Microsoft. NVIDIA telah mengalami transformasi dari perusahaan yang awalnya fokus pada chip video game menjadi penggerak utama dalam industri AI.

Hampir dua dekade lalu, NVIDIA membuka chip grafis Nvidia untuk aplikasi non-grafis, yang mengubah landscape industri dengan memungkinkan penggunaan chip untuk berbagai keperluan komputasi. NVIDIA memperkirakan permintaan akan terus melampaui pasokan perusahaan sepanjang tahun, sambil berupaya mengalokasikan pasokan chip secara adil. 

"Kami berupaya mengalokasikan pasokan chip yang terbatas secara adil, sambil menghindari pengirimannya ke pihak yang tidak siap untuk segera menggunakannya.

Kami mengalami hambatan dalam memenuhi permintaan yang tinggi, terutama pada kemasan kerangka rumit yang digunakan pada chip setelah produksi," katanya seperti dikutip The Wall Street Journal.

Tantangan politik juga mempengaruhi Nvidia, dengan pemerintahan AS membatasi penjualan chip AI ke Tiongkok. Hal ini telah menyebabkan penurunan penjualan chip Nvidia di Tiongkok selama kuartal terakhir karena pembatasan tersebut. Meskipun Nvidia telah mengembangkan versi chip yang memenuhi persyaratan ekspor AS untuk pasar Tiongkok, pembatasan AS yang semakin ketat telah menjadi hambatan bagi bisnisnya di negara tersebut.

Kepala Keuangan Nvidia Colette Kress mengatakan NVIDIA mengalami keterbatasan pasokan pada chip AI generasi terbaru dan akan terus menghadapi keterbatasan saat meluncurkan chip generasi berikutnya, yang diperkirakan akan dirilis pada akhir tahun ini.

"Penjualan chip AI ke Tiongkok menurun secara signifikan selama kuartal terakhir karena pembatasan tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Kini Banyak Kreator Konten Dapat Penghasilan Tambahan dari Shorts

 Baca Juga: Kriteria Perangkat AI PC yang Bisa Menjalankan OS Windows 11