Find Us On Social Media :

Tawarkan Content Protector, Akamai Beberkan Bahayanya Bot Scraping

By Liana Threestayanti, Selasa, 16 April 2024 | 15:43 WIB

Akamai meluncurkan Content Protector untuk menangkal serangan scraping tanpa memblokir traffic positif yang penting bagi pengembangan bisnis.

Akamai Technologies, Inc. (Akamai) hari ini meluncurkan Content Protector untuk menangkal serangan scraping tanpa memblokir traffic positif yang diperlukan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.

Peluncuran ini dilatarbelakangi fenomena pemanfaatan bot scraper dalam ekosistem perdagangan. Bot ini kerap digunakan untuk mencari konten baru, menyorot produk dalam situs-situs pembanding, dan mengumpulkan informasi terkini suatu produk untuk dibagikan kepada pelanggan. 

Namun scraper juga ternyaa digunakan untuk melakukan kecurangan, seperti banting harga, memantau stok sebelum menjalankan serangan inventory hoarding, dan memalsukan barang dan situs web. Scraper juga dapat menyebabkan lambatnya koneksi ke situs web dan mengganggu pengalaman pengguna. Dan dalam beberapa tahun terakhir, scraper disebut Akamai semakin canggih dan sulit dideteksi.

Untuk mendeteksi dan mengatasi bot scraper, Akamai menawarkan Content Protector. Produk ini mampu melakukan penilaian pada berbagai tingkat, termasuk tingkat protokol, aplikasi, interaksi pengguna, dan perilaku pengguna. Hal ini memungkinkan untuk mendeteksi secara akurat dan mengklasifikasikan risiko dari berbagai jenis serangan scraper.

Apa saja manfaat Content Protector? Menurut Akamai, penggunaan Content Protector membantu melindungi kekayaan intelektual, reputasi, dan potensi pendapatan perusahaan. Selain itu, produk ini membantu dalam mengurangi risiko dari serangan scraper, memperbaiki pengalaman pengguna, dan memungkinkan perusahaan untuk fokus pada pengembangan bisnisnya di ranah digital.

Rupesh Chokshi, Senior Vice President & General Manager, Application Security, Akamai, menekankan dampak berbahaya scraping kontent bagi para pelaku bisnis. “Imbasnya beragam, seperti kompetitor yang membanting harga, lambatnya koneksi ke situs sehingga pelanggan jengkel dan pergi, serta rusaknya reputasi akibat aksi penjual imitasi produk yang menyatakannya asli,” jelas Rupesh Chokshi.

Baca juga: Akamai: Sektor Manufaktur di APJ Hadapi Peningkatan Serangan API