Find Us On Social Media :

Microsoft Luncurkan Model AI VASA-1, Ubah Gambar ke Video dengan Suara

By Adam Rizal, Minggu, 21 April 2024 | 13:30 WIB

Microsoft Luncurkan Model AI VASA-1, Ubah Gambar ke Video

Microsoft memperkenalkan VASA-1, sebuah model artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang memungkinkan penggunanya mengubah sebuah foto menjadi video dengan suara yang sinkron. Video yang dihasilkan terlihat cukup realistis dengan mimik wajah, gerakan bibir, dan pergerakan kepala yang sesuai dengan audio. 

Microsoft mengklaim bahwa VASA-1 mampu menghasilkan video dengan resolusi 512 x 512 pixel dan frame rate hingga 40 FPS, serta dapat menggunakan audio berupa nyanyian dan bahasa non-Inggris sebagai input. Keunggulan utama dari VASA-1 adalah kemampuan self learning, yang memungkinkannya mengembangkan kemampuan tersebut tanpa perancangan khusus. 

Namun, meskipun kemampuannya impresif, Microsoft menyadari potensi masalah etis seperti deep fake yang bisa timbul, dan sedang mencari solusinya. Microsoft juga menegaskan bahwa mereka tidak akan segera merilis VASA-1 ke publik, dan terus memantau perkembangannya.

Microsoft juga menggabungkan fitur AI Copilot ke dalam aplikasi Photo untuk meningkatkan manajemen foto secara cerdas. Meskipun masih dalam tahap awal, AI Copilot menjanjikan pengalaman foto yang lebih efisien dan menarik pengguna.

Pengguna yang menjalankan aplikasi Photo versi terbaru akan melihat opsi Copilot di pengaturan plugin. Meskipun fungsinya masih terbatas, AI Copilot akan membantu pengguna membuat tayangan slide foto dengan mudah langsung di dalam aplikasi Photo dan dapat mengatur foto sebagai latar belakang desktop seperti dikutip Gizmochina.

Meskipun hal itu terlihat seperti fitur dasar, potensi pertumbuhan AI Copilot sangat menarik. Microsoft terus menambahkan kekuatan AI ke aplikasi Photo, seperti fitur penghapusan latar belakang yang didukung AI dan pengalaman tayangan slide yang ditingkatkan. Meskipun belum semua pengguna memiliki akses ke versi terbaru aplikasi Photo, pengembangan ini menjanjikan kemungkinan peningkatan yang menarik dalam manajemen foto di Windows.

Beroperasi Offline

AI Copilot dari Microsoft akan bisa beroperasi secara offline di PC tanpa koneksi internet. Intel mengungkapkan saat ini AI Copilot bergantung pada sistem cloud, tetapi generasi PC AI terbaru akan memiliki unit pemrosesan neural (NPU) bawaan yang memungkinkannya berjalan secara offline. 

Meskipun performa ini belum sebanding dengan prosesor konsumen saat ini, pengguna akan mendapatkan keuntungan dalam hal responsivitas dan kinerja. Menjalankan Copilot secara offline memungkinkan PC AI untuk mengakses lebih banyak fitur tanpa keterbatasan cloud, mengurangi keterlambatan dalam tugas-tugas kecil. 

Belum jelas apakah persyaratan 40 TOPS dan RAM 16GB yang disebutkan sebelumnya oleh Microsoft akan diterapkan untuk operasi offline menggunakan NPU pada prosesor. Saat ini beberapa sistem operasi seperti ChromeOS dan macOS sudah memanfaatkan daya NPU untuk berbagai fitur, penggunaan NPU dalam generative AI seperti Gemini, Copilot, atau Chat GPT masih terbatas. 

Saat ini rata-rata prosesor memiliki NPU di bawah standar yang disebutkan oleh Microsoft. Namun, kemungkinan chip Snapdragon X Elite dari Qualcomm akan menjadi yang pertama dengan kekuatan yang memadai untuk menjalankan Copilot secara offline. Sementara itu, Intel merencanakan chip Lunar Lake yang akan diluncurkan pada tahun 2025 dengan tiga kali lipat kecepatan NPU dari chip saat ini. 

Intel juga mengumumkan pengembangan lebih dari 300 fitur AI baru yang dioptimalkan untuk platform OpenVino miliknya, serta pengembangan kit PC AI berbasis ASUS NUC Pro dengan silikon Meteor Lake.

Bajak Pentolan DeepMind

Mustafa Suleyman, salah satu tokoh penting dibalik inovasi teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Google Gemini, telah bergabung dengan Microsoft untuk memimpin pengembangan platform AI Copilot. Suleyman, yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan AI di Google, kini akan menjabat sebagai CEO Microsoft AI di bawah kepemimpinan CEO Microsoft, Satya Nadella. Suleyman adalah salah satu pendiri DeepMind, sebuah startup AI yang menjadi anak perusahaan Google sejak tahun 2014. 

"Saya sangat mengagumi Suleyman sebagai pembuat produk dengan visi besar dan pembangun tim yang berani mengejar misi berani," kata Satya Nadella (CEO Microsoft).

DeepMind telah memimpin penelitian AI di Google dan hasil pengembangannya telah menarik perhatian luas dari media dan komunitas akademik. Teknologi AI hasil pengembangan DeepMind juga menarik perhatian media dan komunitas akademisi, misalnya lewat publikasi di jurnal Nature.

Meskipun DeepMind berhasil, Elon Musk mendirikan OpenAI sebagai respons terhadap dominasi Google dalam bidang AI. Menariknya, OpenAI sekarang memiliki keterkaitan dengan Microsoft, yang telah menggunakan teknologi dari OpenAI dan menanamkan investasi besar di perusahaan tersebut.

Suleyman meninggalkan Alphabet, perusahaan induk Google, sejak tahun 2022 dan kemudian mendirikan startup Inflection AI. Karen Simonyan, rekan pendiri Suleyman, juga akan bergabung dengan Microsoft AI sebagai Kepala Peneliti. Microsoft AI akan fokus pada pengembangan Copilot, serta teknologi AI yang akan diimplementasikan dalam berbagai produk Microsoft termasuk Windows dan mesin pencari Bing.

Selain itu, riset dan pengembangan produk AI untuk konsumer juga akan menjadi fokus Microsoft AI. Sementara itu, pendiri DeepMind lainnya, Demis Hassabis, tetap bekerja di Google. Google sendiri sedang menghadapi beberapa masalah dengan produk AI mereka, termasuk isu bias di chatbot Gemini dan teknologi pencipta gambar yang kontroversial.

"Saya kenal Mustafa sudah beberapa tahun dan sudah lama mengagumi dirinya sebagai pendiri DeepMind dan Inflection, seorang dengan visi besar, pembuat produk, dan pembangun tim pionir yang mengejar misi berani," kata Nadella dalam memo internal kepada pegawai Microsoft.

Baca Juga: Meta Luncurkan Asisten AI Terbaru Berbasis Llama 3 untuk WhatsApp dkk

 Baca Juga: Alasan Infinix NOTE 40 Series Jadi Pilihan HP Gaming Murah Terbaik