NVIDIA dan para ilmuwan mengembangkan platform artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Earth-2 yang dapat memprediksi kondisi cuaca dengan cepat dan dapat mencegah beberapa dampak bencana seperti angin topan dan banjir. Selain itu, Earth-2 juga dapat memberikan wawasan yang lebih rinci tentang dampak perubahan iklim di masa depan.
NVIDIA menggunakan serangkaian teknologi pembelajaran mesin atau machine learning untuk mendukung fungsinya. Sistem itu didukung oleh superkomputer untuk memberikan kekuatan pemrosesan yang sangat besar untuk melakukan tugas tersebut. Platform AI itu berfungsi sebagai antarmuka interaktif yang menjalankan simulasi cuaca dan iklim di seluruh dunia.
Hal itu memungkinkan pengguna mengatur parameter dan mensimulasikan cuaca di berbagai lokasi dengan tingkat detail yang tinggi, hingga skala 2 kilometer. Kemampuan prediksi real-time yang dimiliki oleh sistem Nvidia dapat sangat bermanfaat dalam situasi darurat, seperti saat mendekati ancaman cuaca yang membahayakan nyawa atau menyebabkan kerusakan besar.
"Saat menghadapi ancaman angin topan, prioritas utamanya adalah melindungi nyawa manusia melalui langkah-langkah evakuasi dini," kata Dion Harris dari Nvidia, seperti dilaporkan oleh Live Science.
Dalam rangka untuk menguji kemampuannya, Badan Cuaca Pusat Taiwan adalah salah satu lembaga yang pertama kali mencoba sistem Earth-2 milik Nvidia. Mereka akan menggunakan platform ini untuk memperkirakan, merencanakan, dan melindungi dari dampak cuaca ekstrem pada tahun ini.
Perusahaan Bernilai
NVIDIA, perusahaan chip Amerika Serikat (AS) sukses menjadi perusahaan paling berharga di dunia mengalahkan perusahaan minyak asal Arab Saudi Aramco, untuk pertama kalinya. Menurut Bloomberg, nilai kapitalisasi pasar NVIDIA mencapai 2,11 triliun dollar AS atau Rp 33.178 triliun pada Senin, naik dari sebelumnya 2,06 triliun dollar AS atau sekitar Rp32.350 triliun.
Sedangkan, saham Aramco turun 5 persen, mengurangi Nokia kapitalisasi pasarnya menjadi 2,01 triliun dollar AS, sehingga disalip oleh NVIDIA. Prestasi itu membuat NVIDIA menjadi perusahaan ketiga terbesar di dunia setelah Apple dan Microsoft. Faktor utama yang mengantarkan NVIDIA pada posisi saat ini adalah kinerja perusahaan yang melebihi ekspektasi analis, khususnya pada kuartal IV tahun fiskal yang berakhir pada Januari 2024.
"Prestasi ini mencerminkan kinerja NVIDIA yang kuat di sektor komputasi dan adopsi teknologi AI generatif yang luas," kata CEO Nvidia, Jensen Huang.
Prestasi itu menandai pertama kalinya dalam industri bahwa sebuah perusahaan teknologi mencapai kapitalisasi pasar 2 triliun dollar AS pada bulan Februari. Kinerja NVIDIA melebihi ekspektasi analis, terutama pada kuartal IV tahun fiskal 2024, dengan pendapatan mencapai 22,1 miliar dollar AS, naik 22 persen dari kuartal sebelumnya.
"Permintaan chip AI kami melonjak di berbagai perusahaan di seluruh dunia, industri dan negara," kata Huang.
Saat ini NVIDIA menguasai sekitar 80 persen pangsa pasar chip AI, mengandalkan GPU buatannya yang banyak digunakan di pusat data untuk AI. Produk unggulannya, GPU AI H100, mendukung berbagai model bahasa besar seperti ChatGPT dari OpenAI dan proyek AI dari Microsoft, Meta, dan Amazon. Misalnya, Microsoft Azure menggunakan banyak unit GPU Nvidia untuk ChatGPT dan proyek AI lainnya.
Beberapa pelanggan besar Nvidia, termasuk Microsoft dan Meta, mengembangkan chip AI sendiri. Namun ternyata chip AI milik Nvidia yang paling laku dengan pertumbuhan signifikan.
Baca Juga: Google Tambahkan Dua Kemampuan Baru Fitur AI
Baca Juga: Samsung Pastikan Galaxy S25 Series Bakal Hadirkan Banyak Fitur AI