Akhirnya platform media sosial X menghadirkan asisten pintar Grok berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk pengguna X di Indonesia. Pengguna premium dapat menikmati fitur yang terletak di sisi tengah barisan bawah pada aplikasi mobile dan di barisan menu sebelah kiri pada versi desktop.
Asisten Grok memungkinkan pengguna membaca ringkasan postingan terkait berita trending di tab For You di Explore. Biaya berlangganan bulanan untuk pengguna premium adalah Rp104.167, sementara untuk keanggotaan Premium+ adalah Rp156.250. Hal itu memungkinkan pengguna mengetahui apa yang terjadi di platform X dengan cepat tanpa harus menelusuri timeline mereka secara detail.
Grok yang diperkenalkan sejak November tahun lalu dianggap sebagai chatbot paling cerdas oleh Elon Musk. Grok ditenagai oleh model bahasa besar Grok-1 yang dikembangkan oleh xAI. Grok telah melewati beberapa benchmark dan mampu melampaui kinerja GPT-3.5 dalam beberapa aspek.
Keempat benchmark dimaksud adalah mengerjakan soal matematika tingkat sekolah menengah pertama, soal pilihan ganda multidisiplin, tugas kode Python, dan soal matematika yang ditulis menggunakan program LaTeX.Meski begitu, ia tetap masih kalah jika dibandingkan dengan GPT-4 terbaru yang punya data pembelajaran lebih banyak.
Meskipun demikian, Grok masih kalah dalam hal data pembelajaran dengan GPT-4 terbaru. Didasarkan pada AI dalam novel sci-fi The Hitchhiker's Guide to the Galaxy, Grok memiliki kepribadian jenaka dan sifat "pemberontak", menjadikannya lebih interaktif dan humoris dalam menjawab pertanyaan pengguna.
Mampu Rangkum Berita
Grok merangkum berita dan topik populer di platform media sosialnya. Fitur itu bernama Stories on X hanya tersedia bagi pelanggan Premium dan baru dapat diakses melalui web dan iOS.
"Lihat apa yang dunia tengah perbincangkan dengan Stories on X, dikurasi oleh @grok. Kini tersedia untuk pelanggan Premium pada tab Explore!," tulis rekayasawan X dalam unggahannya melalui akun @XEng.
Chatbot AI Grok menggunakan unggahan pengguna untuk membuat ringkasan, termasuk artikel berita dan percakapan antar pengguna. Contohnya, Grok bisa merangkum laporan pendapatan Apple, bantuan kemanusiaan untuk Ukraina, dan debat Musk tentang pinjaman nasional seperti dikutip Engadget.
Meskipun mirip dengan fitur Moments di platform lain, Grok menekankan bahwa ringkasannya mungkin tidak selalu benar, sehingga pengguna disarankan untuk melakukan verifikasi. Grok juga mengingatkan bahwa informasi yang dirangkumnya dihimpun dari berbagai unggahan di X dan dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Bikin Program Komputer
Startup artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan xAI meluncurkan update terbarunya Grok-1.5 yang memungkinkan Chatbot AI milik Elon Musk itu lebih mampu bersaing dengan ChatGPT milik OpenAI. Update itu meningkatkan kemampuan Grok dalam menganalisis persoalan Matematika dan mampu membuat program komputer lebih cepat dan akurat.
Update itu juga mencakup penggunaan model bahasa terbaru dan meningkatkan kemampuan Grok dalam memproses konteks yang lebih panjang. Grok-1.5 diklaim dapat bersaing dengan model bahasa besar lainnya seperti GPT-4, Gemini Pro 1.5, dan Claude 3 Opus. Data yang dirilis menunjukkan peningkatan yang besar terutama dalam benchmark matematika dan pemrosesan konteks yang lebih panjang.
Fitur utama Grok-1.5 adalah kemampuannya untuk memproses konteks hingga 128 ribu token, namun kemajuan dalam skor akademis dan multimodal masih perlu klarifikasi lebih lanjut. Meskipun demikian, keunggulan Grok-1.5 mungkin tidak bertahan lama dengan kemungkinan rilis GPT-5 oleh OpenAI. Data yang dirilis oleh xAI menunjukkan peningkatan yang signifikan dari Grok-1.5 dibandingkan dengan versi sebelumnya, Grok-1. Terutama dalam benchmark MATH dan GSM8K, Grok-1.5 telah menunjukkan kemajuan yang besar.
Saat ini, Grok hanya tersedia untuk pengguna Premium+ di platform X (sebelumnya Twitter), tetapi Elon Musk berjanji untuk membukanya bagi pengguna Premium reguler. Perusahaan juga baru-baru ini membuat Grok chatbot menjadi open source setelah Musk menggugat OpenAI dan Sam Altman atas dugaan meninggalkan misi nirlaba.
LorBaca Juga: Dukung Transparansi, TikTok Berikan Label ke Konten Buatan AI
Baca Juga: Meski Kinerjanya Lemah, Apple Tetap Pakai M2 Ultra Jalankan Server AI