Find Us On Social Media :

Kominfo Apresiasi Dukungan UNESCO Terapkan Tata Kelola AI di Indonesia

By Adam Rizal, Rabu, 29 Mei 2024 | 09:30 WIB

Wamenkominfo Nezar Patria meluncurkan Indonesia’s Artificial Intelligence Readiness Assessment Methodology (RAM AI) di Jakarta Pusat, Senin (27/05/2024)

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengapresiasi dukungan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam penerapan tata kelola dan etika pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) global di Indonesia.

“Kami mengapresiasi dukungan UNESCO dan seluruh pemangku kepentingan terhadap penerapan RAM di Indonesia. Kami bertujuan untuk mengembangkan kerangka tata kelola AI yang komprehensif yang dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan AI global,” tuturnya dalam Peluncuran Indonesia’s RAM AI di Jakarta Pusat.

Wamen Nezar Patria menyatakan peluncuran Artificial Intelligence Readiness Assessment Methodology (RAM AI) menjadi momentum menghadirkan tata kelola AI yang komprehensif.  Menurutnya, banyak negara di dunia berupaya menyusun kebijakan mengenai teknologi AI untuk tingkat multilateral, regional, dan nasional. Bahkan, sejak Tahun 2017, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah melakukan kajian mengenai potensi risiko dan peluang pemanfaatan teknologi AI. 

“Mulai dari pembentukan Satuan Tugas Komite Tingkat Tinggi Manajemen AI hingga yang terbaru Badan Penasihat Tingkat Tinggi AI Sekretaris Jenderal PBB. Semuanya memainkan peran penting dalam upaya kami untuk memajukan Tata Kelola Global AI,” jelasnya.

Salah satu deklarasi multilateral terbaru berupa Resolusi Majelis Umum PBB tentang Memanfaatkan Peluang Sistem AI yang Aman, Terjamin, dan Dapat Dipercaya untuk Pembangunan Berkelanjutan.  Menurut Wamenkominfo menilai kemajuan tersebut membuktikan bahwa komunitas global memandang perlunya berkolaborasi dalam mengoptimalkan penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari. 

“Hal ini juga tercermin dalam konsensus sebelumnya seperti Prinsip Penggunaan Kecerdasan Buatan yang Etis dalam Sistem PBB dan Prinsip AI OECD dari UNESCO,” tandasnya.

Di tingkat regional, Eropa mengadopsi Regulasi AI UE. Bahkan, Dewan Eropa telah mengadopsi Konvensi Kerangka Kerja Eropa tentang Kecerdasan Buatan dan Hak Asasi Manusia, Demokrasi, dan Supremasi Hukum. Sementara, di Kawasan Atlantik Utara, NATO mengadopsi Strategi AI sebagai bagian dari kebijakan dalam merespons teknologi yang muncul dan mengganggu.

“Di wilayah kami (kawasan ASEAN), Panduan ASEAN tentang Tata Kelola dan Etika AI telah disahkan tahun ini untuk mendorong diskusi mengenai tata kelola AI secara regional. Diharapkan melalui Panduan AI ASEAN, pengembangan tata kelola AI di negara-negara anggota ASEAN dapat lebih distimulasi,” jelas  Wamen Nezar Patria.

Wamenkominfo berharap peluncuran RAM AI dapat menghasilkan rekomendasi sebagai rujukan untuk pengembangan teknologi AI di Indonesia.

“Saya berharap proses ini akan selesai dengan sempurna pada bulan September tahun ini, dan temuan-temuan yang diperoleh dapat memajukan pengembangan AI yang inklusif. Bersama-sama, kita menciptakan lingkungan AI yang lebih produktif untuk mewujudkan Indonesia yang lebih digital dan sejahtera,” ungkapnya.

Peluncuran RAM AI dihadiri Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Gita Sabharwal,  Direktur Kantor Regional Multisektoral UNESCO di Jakarta, dan Perwakilan UNESCO untuk Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Timor Leste Maki Katsuno-Hayashikawa, Ketua Eksekutif Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodidjah, dan Ketua Umum Kolaborasi Riset & Inovasi Industri Kecerdasan Arficial (KORIKA) Hammam Riza.

Dalam acara itu, Wamenkominfo Nezar Patria didampingi Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Kominfo Hary Budiarto dan Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Sekretariat Jenderal Kementerian Kominfo Ichwan Makmur Nasution. 

Baca Juga: Latih Bakal Model AGI, OpenAI Bentuk Komite Keselamatan dan Keamanan

 Baca Juga: Percepat Adopsi Standar Etika AI, Kominfo dan UNESCO Luncurkan RAM