Find Us On Social Media :

Live Nation Selidiki Bocornya 500 Juta Data Pelanggan Ticketmaster

By Rafki Fachrizal, Sabtu, 1 Juni 2024 | 13:30 WIB

Ilustrasi Live Nation Entertainment.

Promotor konser musik Live Nation Entertainment mengatakan pada hari Jumat (31/05/2024) bahwa mereka sedang menyelidiki dugaan kasus kebocoran data pelanggan di unit Ticketmaster yang ditemukan pada tanggal 20 Mei lalu.

Ticketmaster, sebuah perusahaan yang berbasis di California, merupakan salah satu platform penjualan tiket online terbesar di dunia.

Dalam pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC/US Securities and Exchange Commission), Live Nation mengatakan bahwa mereka menemukan “aktivitas yang tidak sah” di database cloud pihak ketiga yang sebagian besar berisi data Ticketmaster, dan saat ini tengah bekerja sama dengan penyelidik forensik.

“Kami bekerja untuk mengurangi risiko terhadap pelanggan dan perusahaan kami, dan telah memberi tahu dan bekerja sama dengan penegak hukum,” kata perusahaan itu sebagaimana dikutip dari Channel News Asia.

“Sebagaimana mestinya, kami juga memberi tahu pihak berwenang dan pelanggan sehubungan dengan akses yang tidak sah ke informasi pribadi. Kami terus mengevaluasi risiko dan upaya perbaikan kami sedang berlangsung,” tambah Live Nation.

Sebelumnya, sebuah kelompok hacker (peretas) bernama ShinyHunters memposting bukti peretasan di dark web pada tanggal 27 Mei, yang mengklaim telah mencuri data pribadi lebih dari 500 juta pelanggan Ticketmaster yang berukuran 1,3TB (terabyte).

Data pribadi itu mencakup nama, email, alamat rumah, nomor telepon, detail kartu kredit, dan informasi lainnya.

Kelompok hacker ini menuntut pembayaran tebusan sebesar US$500.000, menurut postingan tersebut.

Pihak Live Nation sendiri tidak menyebutkan ShinyHunters dalam pengajuan SEC. ShinyHunters menjadi terkenal pada tahun 2020-21 ketika mereka mengumpulkan banyak sekali data pelanggan dari lebih dari 60 perusahaan, menurut Departemen Kehakiman AS.

Pada bulan Januari lalu, pengadilan di Seattle memenjarakan Sebastien Raoult, seorang hackerasal Prancis yang merupakan anggota ShinyHunters.

Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dan diperintahkan untuk membayar ganti rugi lebih dari US$5 juta setelah mengaku bersalah atas konspirasi untuk melakukan penipuan melalui telepon dan pencurian identitas.

Di sisi lain, masalah yang tengah menimpa Live Nation ini terjadi di saat perusahaan itu sedang berjuang melawan pengawasan regulator atas masalah antimonopoli.

Promotor konser musik ini terkena dampak pertama dari gelombang tuntutan antimonopoli konsumen setelah pemerintah AS dan negara bagian menuntut untuk membubarkan perusahaan tersebut, dengan alasan bahwa bersama dengan unit Ticketmaster-nya, perusahaan tersebut secara ilegal menaikkan harga tiket konser.

Baca Juga: Bea Cukai Manfaatkan AI untuk Otomatisasi dan Percepat Pelayanan