Penggunaan Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Indonesia berkembang sangat pesat dan telah diterapkan di berbagai sektor termasuk layanan publik dan bisnis. Salah satu sektor yang mulai mengadopsi AI adalah perbankan di Indonesia.
Co-founder Bank Jago dan CEO DKatalis, Kharim Siregar mengatakan Bank Jago, sebagai bank berbasis teknologi yang terintegrasi dalam ekosistem digital telah memanfaatkan AI untuk pengembangan produk dan layanan perbankan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peluang pertumbuhan bagi jutaan orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan.
"Sebagai bank berbasis teknologi, Jago mengedepankan kolaborasi dan kemitraan dengan ekosistem digital. Dalam pengembangan produk dan layanannya, kami menggunakan data analitik sebagai landasannya," jata Kharim dalam keterangannya.
Bank Jago mengimplementasikan AI melalui platform Vertex AI dari Google Cloud untuk berbagai proses bisnis, termasuk onboarding nasabah, prototipe call center Tanya Jago, sistem kerja internal, dan dukungan kolaborasi dengan mitra strategis.
Sejak 2021, Bank Jago mengembangkan Aplikasi Jago yang dirancang untuk dapat tertanam di berbagai ekosistem digital serta disesuaikan dan dipersonalisasi sesuai kebutuhan nasabah dan teknologi ekosistem. Aplikasi itu memanfaatkan teknologi canggih, termasuk AI, yang dibangun secara mandiri untuk memastikan akses cepat, efisien, personalisasi, dan mengutamakan keamanan nasabah.
Pada kuartal I-2024, Bank Jago berhasil melayani 11,1 juta nasabah, termasuk 9 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah itu naik 3,6 juta nasabah dibandingkan pencapaian kuartal I-2023 yang mencapai 7,5 juta nasabah.
Di Bidang Kesehatan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di bidang kesehatan ataupun medis dapat meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia.
“Saya percaya teknologi ini (AI) saat ini akan terus berkembang. Penggunaan teknologi AI di bidang kesehatan akan memberikan dukungan kesehatan yang lebih akurat," katanya.
Budi mengungkapkan tubuh manusia memiliki lebih dari 30 juta gen, 87 miliar neuron yang mayoritas berada di otak, 300 triliun sel, dan 37 triliun mikrobioma, yang saling terhubung dan mempengaruhi kesehatan manusia. Teknologi AI dapat melakukan analisis secara menyeluruh untuk membantu tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang tepat kepada seluruh pasien.
“Bisa dibayangkan kalau kita menggunakan metode empirik seperti pada umumnya untuk mempelajari ini semua? Pasti akan sangat lama. Teknologi AI harus digunakan secara maksimal untuk mengetahui bagaimana sistem tubuh bekerja secara ilmiah,” ujar Menkes Budi.
Menkes Budi Gunadi mengungkapkan manfaat lain dari teknologi AI di bidang kesehatan yaitu mengubah cara kerja kedokteran dan membantu dokter dalam mendeteksi penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dengan lebih mudah, cepat, dan presisi.