Find Us On Social Media :

Adopsi AI Generatif Berpotensi Genjot Nilai Ekonomi USD 4,5 Triliun

By Adam Rizal, Jumat, 7 Juni 2024 | 16:00 WIB

Ilustrasi artificial intelligence (AI)

Penelitian baru dari Accenture menemukan bahwa kecerdasan buatan (AI) generatif berpotensi menghasilkan nilai ekonomi tambahan sebesar USD 4,5 triliun di Asia Pasifik, setara dengan peningkatan PDB tahunan sebesar 0,7 persen , selama 15 tahun ke depan dengan mengadopsi teknologi tersebut secara bertanggung jawab, dalam skala besar, serta berfokus pada aspek manusia. 

Potensi peningkatan nilai ekonomi itu bahkan bisa mencapai dua kali lipat apabila teknologi Gen AI diadopsi secara agresif, berdasarkan perhitungan tanpa investasi yang tepat pada sumber daya manusia dan sistem operasionalnya. 

Penelitian itu menggabungkan model ekonomi yang dilakukan terhadap empat negara dengan perekonomian terbesar di Asia Pasifik, termasuk Australia, Tiongkok, India, dan Jepang. Accenture juga melakukan survei terhadap CxO di negara-negara tersebut dan Singapura.

Leo Framil (CEO Growth Markets di Accenture) mengatakan AI generatif telah mempercepat laju data dan proses revolusi bisnis yang berbasis AI. Namun, untuk memanfaatkan potensi tersebut sepenuhnya, para pemimpin perusahaan perlu melihat AI lebih dari sekedar alat untuk mendesain ulang proses dan mendorong efisiensi biaya. 

"AI generatif perlu dilihat sebagai peluang untuk menciptakan nilai tambah bagi bisnis, individu, dan masyarakat,” ujarnya.

Kawasan Asia Pasifik sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global dan rumah bagi lebih dari 50 persen populasi dunia. Tak heran, Asia Pasifik juga menjadi kontributor utama dalam ekosistem inovasi teknologi global dan memiliki peluang untuk memperlihatkan cara pengadopsian AI human-centric dan bertanggung jawab.

Komposisi pekerjaan yang menyita sebanyak 33% waktu dari karyawan di Asia Pasifik akan digantikan oleh AI generatif untuk kemudian dioptimalkan, sehingga dapat menghasilkan peningkatan produktivitas. Jam kerja di Australia dan Jepang akan terkena dampak paling besar, masing-masing sebesar 45% dan 44%, diikuti oleh Tiongkok (33%) dan India (31%).

Sebanyak 96 persen pemimpin bisnis dan perusahaan di Asia Pasifik mengakui dampak signifikan dari AI generatif, dan 91 persen pekerja di Asia Pasifik menunjukkan minat mereka untuk memperoleh keterampilan baru agar dapat bekerja dengan AI generatif, namun hanya 4% pemimpin bisnis yang telah mengadakan pelatihan AI generatif dalam skala besar. 

Selain itu, 89 persen perusahaan di Asia Pasifik berencana meningkatkan pengeluaran mereka untuk investasi teknologi AI generatif pada tahun ini, namun hanya 35 persen yang memprioritaskan investasi pada pengembangan tenaga kerja mereka.

Baca Juga: Contoh Pemanfaatan Teknologi AI di Sektor Perbankan Indonesia