Baru-baru ini layanan chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ChatGPT milik OpenAI sering mengalami gangguan dan membuat penggunanya kesal karena produktivitasnya terganggu. Hal itu menjadi berkah bagi kompetitornya AI Google Gemini, menyusul beralihnya pengguna ChatGPT ke AI Gemini.
Menurut data dari QR Code Generator, pencarian 'Gemini' di duga melonjak hampir 60 persen, bertepatan dengan saat ChatGPT dilaporkan down. Biasanya, pencarian harian untuk Gemini berkisar sekitar 204.991, namun saat ChatGPT mengalami gangguan, jumlah itu meningkat menjadi 327.058.
Fenomena itu menunjukkan bahwa pengguna ChatGPT aktif mencari alternatif saat chatbot utama tidak tersedia. Uniknya, peningkatan pencarian 'Gemini' ini mencerminkan peningkatan pencarian 'ChatGPT down' selama periode yang sama, menunjukkan adanya korelasi yang jelas.
CEO QR Code Generator, Marc Porcar mengatakan hal ini sebagai validasi atas upaya Google untuk memposisikan diri sebagai pemain utama dalam AI generatif.
"Tren gangguan ChatGPT dan lonjakan pencarian Gemini menunjukkan bahwa orang-orang melihat Gemini sebagai alternatif yang jelas," ujarnya sebagaimana dikutip dari Gizmochina.
Porcar menambahkan tanpa adanya ChatGPT, pengguna beralih ke Gemini, menandakan potensinya sebagai pesaing kuat. OpenAI's ChatGPT memiliki sekitar 180 juta pengguna aktif di seluruh dunia, memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam chatbot AI generatif.
Google Gemini, yang diluncurkan pada akhir 2023 sebagai penerus LaMDA dan PaLM 2, memasuki pasar dengan klaim dari Alphabet bahwa "Gemini Ultra" mengungguli GPT-V4 dari OpenAI dalam berbagai fungsi. Gangguan terbaru pada ChatGPT memberi Gemini peluang tak terduga untuk mendapatkan daya tarik di antara pengguna yang mencari alternatif, dan akan menarik untuk melihat apakah ini dapat diterjemahkan ke dalam pertumbuhan berkelanjutan.
Baca Juga: Prospek Cerah, Bos Coursera Dorong Anak Muda Indonesia Pelajari AI