Find Us On Social Media :

IBM: Inilah tantangan utama bagi organisasi yang Ingin adopsi AI

By Wisnu Nugroho, Selasa, 11 Juni 2024 | 11:25 WIB

Glen Thomas (CMO IBM Jepang) saat menjelaskan temuan dari survei IBM 2024 CEO Study

Mayoritas perusahaan menyadari pentingnya AI untuk memenangkan bisnis. Banyak perusahaan pun meyakini mereka memiliki modal untuk bersaing di era AI. “Namun ada kenyataan pahit yang harus disadari perusahaan, bahwa mereka sebenarnya tidak siap untuk mengadopsi AI,” ungkap Glen Thomas (Chief Marketing Officer IBM Jepang).

Glen mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah diskusi eksklusif dengan InfoKomputer dan beberapa media Asia Tenggara. Ucapan Glen tersebut didasari data dari IBM 2024 CEO Study yang menangkap pendapat lebih dari 2500 CEO dari berbagai industri dan negara (termasuk Indonesia) terkait pemanfaatan AI. 

Optimis terhadap AI

Salah satu fakta menarik dari survei ini adalah mayoritas CEO melihat Generative AI memegang peran kritikal dalam menghadirkan competitive advantage. Khusus untuk Indonesia, 63% CEO percaya Generative AI akan menjadi faktor penting dalam meningkatkan competitive advantage

Selain itu,  71% percaya kombinasi AI dan automation akan menjadi sangat penting sehingga keuntungan yang didapat jauh melebihi risiko yang mungkin muncul. “Karena itu mau tidak mau, perusahaan harus mengadopsi AI meski ada risiko yang muncul,” ungkap Glen.

Akan tetapi, perusahaan yang ingin mengadopsi AI harus mengantisipasi enam tantangan utama. Salah satunya adalah keterbatasan talenta. Meski 59% CEO di Asia Tenggara yakin mereka memiliki tim yang kompeten untuk menjalankan inisiatif AI, 51% responden juga mengatakan mereka kesulitan memenuhi posisi yang dibutuhkan. “Jadi banyak perusahaan sebenarnya tidak memiliki tim yang memadai untuk menjalankan inisiatif AI,” ungkap Glen.

Tantangan lain adalah bagaimana perusahaan tidak “tergoda” untuk terlalu fokus pada target jangka pendek. Implementasi AI memang dapat menghasilkan quick win, namun penting bagi perusahaan untuk memahami perjalanan panjang dari implementasi AI. 

Karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk tajam dalam menentukan target jangka pendek dan jangka panjang dari inistiatif AI. “Apalagi 56% CEO mengaku mengalihkan sumber daya untuk mencapai target jangka pendek dari project jangka panjang,” tambah Glen.

Temuan penting lain dari IBM CEO Survey 2024 dapat Anda temukan di sini.

Meski banyak tantangan yang harus dihadapi dalam adopsi AI, Glen mendorong setiap perusahaan untuk menyambut era AI. “Jika tidak, perusahaan lain yang akan memenangkan persaingan karena menggunakan AI,” ungkap Glen. 

Glen pun mengutip ucapan Nobuhiro Tsunoda (Chairperson Ernst & Young Tax Co., Jepang) tentang pentingnya gesit dalam mengadopsi AI. 

“If someone else destroys our old business model, we will be ruined. But if we destroy our old business model, we will survive”