Find Us On Social Media :

Survei: AI Mampu Mengasuh Anak Tahun 2030-an Tetapi Ini Masalahnya

By Adam Rizal, Jumat, 14 Juni 2024 | 10:30 WIB

Survei: AI Mampu Mengasuh Anak Tahun 2030-an Tapi Ini Masalahnya

Penelitian terbaru dari Ericsson ConsumerLab yang berjudul 10 Hot Consumer Trends 2030s - the AI-Powered Future, mengumpulkan tanggapan dari 6.500 pengguna awal di 13 kota di seluruh dunia mengenai skenario AI di tahun 2030-an. 

Survei Ericsson mengungkapkan para pengguna awal juga melihat AI memainkan peran utama dalam pengasuhan anak, untuk meningkatkan keterampilan anak-anak dan dalam hal ini AI dipercaya akan memainkan peran penting untuk mengamankan pekerjaan yang baik. Pengasuhan anak dengan bantuan AI dijanjikan dapat meringankan beban orang tua, tapi kekhawatiran tentang hilangnya empati manusia masih besar.

"Peran Asisten AI dalam pengasuhan anak akan meningkatkan kemampuan teknis anak tetapi mengurangi kecerdasan kreatif dan emosional mereka," tulis laporan Ericsson.

Sementara itu para pengguna awal yang secara tradisional merupakan pihak yang paling antusias tentang merangkul teknologi baru sepenuhnya - mereka diminta untuk mengevaluasi 120 ide layanan digital di 15 bidang, mulai dari fesyen dan hiburan hingga kehidupan kerja dan simulasi perilaku mereka sendiri.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok antara para pengguna awal. Sebagian merasakan kegembiraan, harapan, dan antusiasme yang besar terhadap AI, disebut sebagai AI hopefuls. Sementara itu, ada juga yang merasa takut dan cemas, yang disebut sebagai AI fearful.

Penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen penggemar AI yang paling bersemangat sekalipun percaya bahwa mereka tidak akan memiliki kendali penuh atas bagaimana AI akan berdampak pada kehidupan mereka di tahun 2030-an.

Angka ini meningkat menjadi lebih dari 70 persen untuk para pengguna awal yang lebih skeptis tentang peran AI di masa depan. Sekitar 37 persen dari AI hopefuls dan 27 persen dari AI fearful percaya bahwa mereka akan tetap memegang kendali penuh atas bagaimana AI digunakan dalam kehidupan mereka sendiri pada tahun 2030.

Lebih dari separuh dari AI hopefuls mengatakan bahwa mereka akan mencoba menggunakan AI sebanyak mungkin, dibandingkan dengan 26 persen dari AI fearful - yang menunjukkan kemungkinan terjadinya fragmentasi dalam pola penggunaan AI di masa depan.

Namun, hampir semua 95 persen responden, percaya bahwa setidaknya beberapa aspek dari sepuluh tren tersebut akan menjadi kenyataan. Laporan ini juga menandai kemungkinan AI kedepannya akan menjadi sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan sehingga mengabaikan wawasan AI tertentu dapat menjadi kunci keberhasilan. Sebanyak 58 persen responden percaya bahwa inovator di tahun 2030-an adalah mereka yang berani mengabaikan saran AI.

Penulis laporan yaitu Michael Björn, Head of Research Agenda, Ericsson Consumer & IndustryLab mengatakan Laporan Ericsson ConsumerLab 10 Hot Consumer Trends dengan jelas mengindikasikan bahwa para pengguna awal mengharapkan AI memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari di masa depan. Ekspektasi konsumen menjadi penting karena hal ini juga berimplikasi pada kemampuan lalu lintas jaringan untuk menangani penggunaan data per perangkat di masa depan.

"Wawasan lainnya adalah kekhawatiran yang dimiliki oleh para pengguna awal, termasuk para pendukung terbesar AI, tentang kendali AI di masa depan dalam kehidupan pribadi mereka. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan bagi perusahaan yang bekerja dengan AI untuk mengatasi kekhawatiran konsumen saat mereka mengembangkan solusi," ujarnya.

Baca Juga: Survei Ericsson Ungkap 10 Tren AI yang Bakal Populer Tahun 2030-an