Untuk meningkatkan layanan bagi para nasabahnya, Bank Sumsel Babel melakukan transformasi digital dengan memanfaatkan antara lain platform VisionDG dan Red Hat OpenShift.
Meski tercatat sebagai bank pembangunan daerah (BPD), Bank Sumsel Babel mampu menawarkan layanan perbankan digital. Bank milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung ini sudah mengimplementasikan pembukaan rekening online (Customer Onboarding), pembayaran menggunakan virtual account dan QRIS, serta transfer menggunakan BI-Fast dan transaksi autodebet.
Menurut Maulidah Asnediana, Head of Division IT Bank Sumsel Babel, fitur on-us (transaksi pada satu jaringan pembayaran) dan off-us (transaksi lintas jaringan) Bank Sumsel Babel bahkan kini sanggup melayani transaksi berapa pun jumlahnya. “Kunci dari semua itu sebenarnya berkat penggunaan solusi VisionDG dan Red Hat OpenShift yang kami mulai sejak 2022,” ungkap Maulidah.
VisionDG merupakan platform end-to-end berbasis microservices yang dikembangkan oleh Multipolar Technology. Platform ini memungkinkan perusahaan perbankan dan keuangan untuk melakukan transformasi digital dengan lebih mudah dan cepat.
“VisionDG memiliki sederet fitur yang dibutuhkan perbankan di era digital, antara lain mobile banking, eKYC (Know Your Customer), video call system, e-money server based, QR Code payment dengan standar QRIS, Open API, dan layanan digital lainnya,” jelas Jip Ivan Sutanto, Director Enterprise Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk. dalam seminar bertema “Fast-Track Digital Innovation: A Scalable, Secure Unified Platform for High-Performance Services” yang diselenggarakan oleh Multipolar Technology, Red Hat, dan Virtus di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (11/6).
Jip Ivan juga menjelaskan bahwa VisionDG pun membekal berbagai modul yang dibutuhkan untuk mendukung layanan perbankan, seperti API Management, Fraud Detection System, Merchant Management, Virtual Account Management, Payment System, Customer Onboarding, Video Call System, dan Notification Engine.
Ia mencontohkan, modul API Management pada VisionDG berperan memastikan perusahaan perbankan dapat berbagi layanan dan inovasinya ke pihak eksternal tanpa perlu khawatir pada kinerja sistem.
Modul lain yang tak kalah pentingnya adalah Modul Fraud Detection System, untuk mendukung integrasi layanan dengan pihak eksternal secara efektif. Modul ini tidak hanya melindungi dari ancaman penjahat siber, tetapi juga mampu mendeteksi tingkat akurasi data nasabah yang ingin membuka rekening atau kartu baru melalui aplikasi dan layanan lainnya.
Pengembangan layanan perbankan secara cepat dan scalable dapat dilakukan Bank Sumsel Babel di atas VisionDG juga karena platform tersebut menggunakan arsitektur microservices. Dengan pendekatan ini, bank tidak perlu mengeluarkan investasi besar di awal dan dapat menyesuaikan skala layanan sesuai kebutuhan yang berjalan (agile development).
VisionDG Digital Platform juga berjalan di atas Red Hat OpenShift Container Platform yang dapat beroperasi di berbagai infrastruktur (on-premises, public cloud, private cloud, atau hybrid cloud). Hal ini memungkinkan pengembangan layanan perbankan tanpa downtime, sehingga tidak mengganggu transaksi nasabah. Keamanan juga diutamakan dengan adanya sistem monitoring keamanan siber yang beroperasi 24 jam sehari.
“Kami sudah merasakan sendiri manfaat-manfaat dari solusi VisionDG yang dikembangkan oleh Multipolar Technology dengan konsep microservices di atas Red Hat OpenShift Container Platform. Dengan solusi itu, operasional perbankan menjadi lebih terjaga karena secara otomatis dapat melakukan restart apabila terjadi crash,” ungkap Maulidah menceritakan pengalamannya.
Baca juga: Multipolar Technology Soroti Manfaat dan Risiko Keamanan GenAI