Find Us On Social Media :

Biznet Tak Gentar Ladeni Starlink Meski Lakukan Predatory Pricing

By Adam Rizal, Jumat, 21 Juni 2024 | 15:30 WIB

Biznet

Layanan internet via satelit milik Elon Musk, Starlink sudah tersedia di Indonesia lewat PT Starlink Services Indonesia. Anak usaha dari perusahaan wahana antariksa SpaceX itu menambah deret penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ISP) sekaligus mewarnai persaingan industri telekomunikasi di Indonesia. Baru meluncur Starlink melakukan predatory pricing untuk merebut hati pelanggan di Indonesia, mengingat harga layanan yang diberikan Starlink masih terbilang mahal dibandingkan penyedia jasa internet lokal. 

Starlink Indonesia memberikan diskon 40 persen untuk setiap pembelian perangkat keras Starlink. Sebagai informasi, Anda harus mengeluarkan uang senilai Rp 7,8 juta untuk membeli perangkat keras paket residensial dan jelajah layanan internet satelit Starlink. Sedangkan, paket kapal bisa mencapai Rp 43,7 juta. Berdasarkan informasi di situs web Starlink, diskon ini hanya berlaku untuk perangkat keras paket residensial dan jelajah, sehingga harga yang semula Rp 7,8 juta kini menjadi Rp 4,68 juta. 

Saat ini Starlink menawarkan 3 jenis tarif langganan yaitu layanan dengan tarif Rp750.000/bulan untuk residensial, Rp990.000/bulan untuk jelajah regional, serta Rp4,3/bulan juta untuk servis jelajah global. Tarif tersebut lebih mahal dari fixed broadband dengan tarif langganan berkisar di angka Rp300.000/bulan untuk kecepatan 50 Mbps, serta mobile seluler yang jauh lebih murah senilai Rp7.000/GB.

ISP lokal Biznet mengatakan Biznet sama sekali tidak takut dan khawatir dengan kehadiran Starlink di Indonesia, mengingat harga Internet yang ditawarkan Biznet masih lebih murah dan menarik dibandingkan Starlink yang masih mahal meski sudah memberikan diskon besar-besaran.

"Saat ini kami tidak memiliki strategi khusus menghadapi Starlink karena dari sisi pricing kami lebih murah dan unggul," kata Adrianto Sulistyo (Senior Manager Marketing Biznet).

Adrianto yang kerap disapa Adri mengakan orang Indonesia melihat harga menjadi faktor utama sebelum berlangganan Internet daripada melihat kecepatan bandwith Internetnya. Belum lagi, masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah dengan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) yang berbeda dengan orang Indonesia yang tinggal di perkotaan seperti Jakarta

"Pricing itu sangat sensitif dan paling penting bagi orang Indonesia sebelum berlangganan Internet Indonesia. Berapa rata-rata UMK di daerah?, taruhlah Rp2 jutaan. Apakah dengan UMK Rp2 jutaan, orang daerah itu mau membayar tagihan Starlink Rp750 ribu perbulan dan membeli perangkat kerasnya?. Saya rasa sangat berat," ujarnya.

Karena itu, Biznet yakin bisa memenangkan persaingan jualan Internet dengan Starlink karena Biznet menawarkan harga yang lebih terjangkau dan kompetitif. "Daripada mengeluarkan Rp4 jutaan untuk membeli itu (perangkat keras Starlink), orang lebih memilih uangnya digunakan untuk kebutuhan lainnya seperti menyicil motor," ujarnya.

Meskipun demikian, Biznet melihat kehadiran Starlink di Indonesia sangat membantu dan bisa menjadi pelengkap untuk memeratakan jaringan Internet di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam pulau. Layanan internet Starlink yang mahal sangat diperlukan untuk masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dan membutuhkan Internet. 

"Bulan ini, kami memberikan promo menarik dengan memberikan gratis tambahan bandwith 100 Mbps kepada pelanggan dengan harga berlangganan tetap perbulannya. Pelanggan yang berlangganan 50 Mbps akan mendapatkan 100 Mbps sehingga bandwidth nya menjadi 150 Mbps," katanya.

Biznet pun tak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan Starlink untuk menghadirkan layanan internet di daerah terpencil dan multi side. "Layanan yang ditawarkan Starlink bisa menjangkau wilayah terpencil yang tidak terfasilitasi layanan fiber optik ISP lokal. Sementara layanan fiber optik ISP lokal bisa mengakomodasi pelanggan di kota-kota besar seperti saat ini.

"Dengan adanya Starlink ini, kita bisa bersama-sama men-deliver (menyediakan) bandwidth yang besar untuk masyarakat Indonesia, dimana layanan yang menggunakan fiber optic dapat menjangkau kota-kota besar, sedangkan yang berbasis satelit dapat menjangkau daerah-daerah yang lebih kecil," katanya

"Kami pun tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan Starlink di Indonesia, asal Starlink sudah mematuhi segala regulasi yang ada disini," katanya.

Starlink sendiri memang harus melewati beberapa pengujian agar dapat beroperasi secara legal di Tanah Air, seperti membangun Network Operations Center (NOC), mengambil uji laik operasi (ULO), mengantongi izin service provider (ISP) dan Network Access Point (NAP), izin komersial dan jaringan tetap tertutup satelit.

Biznet Home

Biznet Home adalah salah satu jenis perusahaan penyedia layanan internet dari banyaknya pilihan layanan internet di Indonesia. Cara langganan Biznet Home sebenarnya cukup mudah, yakni dengan melakukan pendaftaran di website Biznet Home. Namun terlebih dahulu pastikan, Anda berada wilayah cakupan layanan Biznet Home.

Pada laman resmi Biznet dijelaskan, pelanggan Biznet Home Internet akan dikenai biaya instalasi Biznet Home sebesar Rp 250.000. Selain itu, pelanggan Biznet Home Internet juga akan dikenakan biaya perangkat Wi-Fi Fiber Modem sebesar Rp 900.000. Sementara itu, bila layanan Biznet Home dilakukan dengan perangkat menyewa atau dipinjamkan oleh pihak provider, maka pelanggan Biznet Home Internet akan dikenakan biaya sewa perangkat setiap bulannya yang terdiri dari Wi-Fi Fiber Modem sebesar Rp 50.000.

Saat ini, cakupan wilayah layanan Biznet Home meliputi 185 kota, 3.603 kelurahan di Indonesia. Cakupan wilayah Biznet yakni berada di Jawa, Bali, Batam, Bangka, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Sulawesi. 

Berikut adalah daftar paket internet berdasarkan cakupan wilayah layanan Biznet: Jawa, Bali, Batam, Bangka dan Sumsel.

Biznet Home Internet 0D (50 Mbps) Rp 250.000 per bulan 

Biznet Home Internet 1D (150 Mbps) Rp 375.000 per bulan 

Biznet Home Internet 2D (250 Mbps) Rp 575.000 per bulan 

Biznet Home Internet 3D (300 Mbps) Rp 700.000 per bulan 

Sumatera, NTB dan Kalimantan 

Biznet Home Internet 0DS (50 Mbps) Rp 250.000 per bulan 

Biznet Home Internet 1DS (100 Mbps) Rp 350.000 per bulan 

Biznet Home Internet 2DS (150 Mbps) Rp 550.000 per bulan 

Biznet Home Internet 3DS (200 Mbps) Rp 650.000 per bulan 

Sulawesi 

Biznet Home Internet 1DW (50 Mbps) Rp 330.000 per bulan

Biznet Home Internet 2DW (100 Mbps) Rp 530.000 per bulan 

Biznet Home Gamers 3DW (100 Mbps) Rp 630.000 per bulan 

Nusa Tenggara Timur 

Biznet Home Internet 1DN (50 Mbps) Rp 450.000 per bulan 

Biznet Home Internet 2DN (100 Mbps) Rp 650.000 per bulan

Biznet Home Gamers 3DN (100 Mbps) Rp 800.000 per bulan

Baca Juga: Biznet Habiskan Rp3.7 T Bangun Kabel Bawah Laut BNCS-1 Sepanjang 100 KM