Embracer Group, perusahaan induk dari THQ Nordic, Gearbox Entertainment, dan Crystal Dynamics - Eidos Montreal akan menggunakan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam pengembangan game. Sebelumnya, Embracer Group merumahkan sejumlah karyawan dan membatalkan beberapa proyek game beberapa bulan lalu.
"Kami harus menggunakan AI supaya kami tidak tertinggal dari pengembang dan penerbit besar lainnya seperti EA, Sony, Square Enix, dan Ubisoft," kata Juru Bicara Perusahaan.
Embracer Group menilai pengguna AI akan memberikan banyak keuntungan kepada perusahaan seperti mempercepat proses pengembangan game dibanding menggunakan tenaga manusia dan meningkatkan pengalaman bermain bagi para pemain, menyusul AI dapat memberikan pengalaman bermain game yang nyata.
"AI dapat meningkatkan kemampuan game secara besar-besaran dengan meningkatkan efisiensi sumber daya, menambahkan perilaku cerdas, personalisasi, dan optimasi ke dalam pengalaman bermain," tulis Embracer Group dalam laporannya.
Meski demikian, Embracer Group menyadari bahwa penggunaan AI menyisakan beberapa risiko seperti menghasilkan keputusan yang tidak etis, bias, diskriminatif, atau salah jika tidak dilatih dan digunakan dengan benar.
Pengumuman rencana ini datang beberapa bulan setelah Embracer Group memberhentikan 1.500 karyawan, membatalkan 80 proyek gim, dan menutup studio seperti Volition yang dikenal dengan gim "Saints Row". Walaupun ada kekhawatiran bahwa AI akan menggantikan pekerja manusia, Embracer Group menyatakan bahwa risiko tersebut tidak akan terjadi.
"AI dapat membuka akses bagi individu dengan disabilitas yang mungkin kesulitan menggunakan peralatan tertentu," ujarnya.
Dampak AI
NVIDIA baru saja memperkenalkan arsitektur GPU AI terbaru Blackwell dalam ajang konferensi GTC 2024. GPU AI terbaru itu menawarkan performa yang meningkat hingga 7 kali lipat dibandingkan pendahulunya NVIDIA H100. Kemampuan Blackwell itu mencerminkan perkembangan teknologi AI yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam sesi tanya jawab dengan media, CEO NVIDIA Jensen Huang memprediksi teknologi AI dapat dapat menghasilkan semua piksel dalam game secara real-time dalam sepuluh tahun lagi. "Perkembangan teknologi umumnya mengikuti pola S-curve dan biasanya tercapai dalam waktu kurang dari sepuluh tahun setelah AI terimplementasi secara praktis dan lebih baik," katanya.
Prediksi Huang lebih ambisius daripada yang disampaikan oleh Bryan Catanzaro, VP Riset Deep Learning Terapan NVIDIA. Catanzaro menyatakan teknologi DLSS 10 memungkinkan pembuatan game sepenuhnya menggunakan AI berbasis neural. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa AI mungkin tidak langsung menciptakan game secara otomatis hanya dari deskripsi singkat.
"DLSS versi 10 di masa depan dapat menjadi sistem rendering yang sepenuhnya berbasis neural, menghasilkan hasil yang lebih mendalam dan indah," ujarnya.
Perkembangan NVIDIA DLSS dari versi 1.0 ke 2.0 memakan waktu satu tahun, sementara versi 3.0 dirilis dua setengah tahun kemudian, menunjukkan laju perkembangan yang pesat dalam bidang AI. Meskipun mungkin tidak secepat yang diprediksi oleh Huang, NVIDIA memberikan gambaran tentang arah perkembangan AI dalam beberapa tahun mendatang.
Selama acara GTC 2024, NVIDIA juga memperkenalkan NPC AI baru bernama Covert Protocol, yang menggunakan NVIDIA Avatar Cloud Engine (ACE) dan teknologi AI Inworld. Teknologi yang sama telah digunakan dalam demo NPC Ubisoft NEO yang ditampilkan dalam GDC 2024.
Baca Juga: Begini Cara AI Kurangi Emisi Karbon dalam Industri Pengiriman Kargo