Find Us On Social Media :

Profesi Software Engineering Tak Bakal Digantikan Kecanggihan AI

By Adam Rizal, Minggu, 23 Juni 2024 | 13:30 WIB

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence).

Mantan pendiri Microsoft Bill Gates memprediksi profesi insinyur perangkat lunak atau (software engineering) tidak bakal digantikan oleh kecanggihan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Sudah menjadi rahasia umum, teknologi AI sudah mengambil alih pekerjaan manusia saat ini dan banyak membuat manusia PHK. Perusahaan menilai kemampuan AI jauh lebih efisien, cepat dan murah dibandingkan tenaga manusia.

Fenomena AI meroket usai OpenAI sukses meluncurkan chatbot AI generatif ChatGPT yang berfungsi menyusun format percakapan dan mampu menjalankan tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia, seperti membuat kode program dan menulis puisi. 

Dalam sebuah podcast bersama Kamath di People by WTF, Gates menegaskan bahwa insinyur perangkat lunak akan tetap diperlukan bahkan di era AI. "Kita akan membutuhkannya (insinyur perangkat lunak) bahkan di era AI," ujar Gates.

Gates mengamati dampak signifikan AI di berbagai industri, termasuk rekayasa perangkat lunak, dan tetap optimis mengenai masa depan profesi ini. Dia menyoroti potensi AI untuk meningkatkan produktivitas dan berfungsi sebagai pengajar pendidikan, sebagaimana terlihat dalam proyek-proyek sukses di India dan Amerika Serikat.

“AI dapat memberikan 'petunjuk' dan menjadi pengajar yang mendidik. Kami telah melihat beberapa proyek di India dan AS menunjukkan hasil yang luar biasa. Potensinya sangat besar jika kita memahami manfaat AI sehingga pekerjaan menjadi lebih produktif," jelas Gates.

Gates juga menepis kekhawatiran bahwa AI dapat menggantikan peran insinyur perangkat lunak dalam perusahaan. Sebaliknya, kebutuhan akan profesi ini akan tetap kuat bahkan semakin meningkat. "Kami (Microsoft) masih membutuhkan insinyur perangkat lunak sampai kapan pun," imbuhnya seperti dikutip India Today.

Meskipun Gates memperkirakan bahwa ChatGPT dan teknologi AI lainnya akan optimal dimanfaatkan dalam 20 tahun ke depan, ia mengakui bahwa sulit untuk memprediksi dampak jangka panjang AI terhadap tenaga kerja secara akurat. 

Sementara itu Goldman Sachs mengungkapkan banyak pekerjaan akan tergeser oleh teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan seperti akuntan, desainer grafis, dan layanan pelanggan pada 2030. Pekerjaan yang rentan tergeser adalah yang dapat diotomatisasi. Analisis McKinsey pada Juli 2023 menyebutkan bahwa sekitar 30% pekerjaan di Amerika Serikat dapat diotomatisasi pada 2030.

Namun, ada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan manusia khusus akan tetap ada, seperti yang memerlukan penilaian, pengambilan keputusan, dan komunikasi kompleks. Menurut World Economic Forum (WEF), AI tidak akan menggantikan pekerjaan yang memerlukan:

- Kecerdasan sosial dan emosional

- Kreativitas dan inovasi

- Ketangkasan fisik dan mobilitas.

Survei Future of Jobs Report menunjukkan bahwa pekerjaan yang tumbuh pesat pada 2023-2027 termasuk operator peralatan pertanian, pengemudi truk besar dan bus, serta guru pendidikan kejuruan. Mekanik dan tukang reparasi mesin juga termasuk pekerjaan yang sulit digantikan oleh AI.

Bidang Pertanian

Laporan tahun 2023 memperkirakan peningkatan pekerjaan sebesar 30% bagi profesional pertanian dalam lima tahun ke depan. Pekerja di bidang ini kecil kemungkinannya tergantikan oleh AI generatif seperti ChatGPT. Selain itu, peningkatan teknologi pertanian dan investasi dalam adaptasi perubahan iklim juga memperluas lapangan kerja di sektor ini.

Bidang Pendidikan

Survei Future of Jobs Report 2023 memperkirakan pertumbuhan lapangan kerja sebesar 10% di bidang pendidikan pada 2027, dengan tambahan 3 juta pekerjaan di pendidikan kejuruan dan pendidikan tinggi, terutama di negara non-G20. Pekerjaan ini akan menggunakan teknologi untuk kemajuan pendidikan, bukan digantikan oleh AI.

Bidang Ketahanan Pangan

Peralihan ke lokalisasi rantai pasok diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja di industri logistik. Future of Jobs Report 2023 menyebutkan peningkatan hingga 12,5% di sektor rantai pasok dan logistik, meskipun ada potensi hilangnya pekerjaan karena faktor ekonomi global.

Baca Juga: Begini Cara AI Kurangi Emisi Karbon dalam Industri Pengiriman Kargo