Find Us On Social Media :

Waduh, Ancaman Spyware Intai Para Pengguna iPhone di 98 Negara

By Rafki Fachrizal, Kamis, 11 Juli 2024 | 16:45 WIB

Ilustrasi iPhone

Apple baru-baru ini mengeluarkan pemberitahuan terkait adanya ancaman siber yang mengincar para pengguna iPhone di 98 negara.

Pemberitahuan itu memperingatkan para pengguna iPhone akan adanya potensi serangan spyware tentara bayaran.

Ini adalah kampanye peringatan kedua dari perusahaan tahun ini, menyusul pemberitahuan serupa yang dikirim ke pengguna iPhone di 92 negara pada bulan April lalu.

Sejak 2021, Apple telah secara teratur mengirimkan pemberitahuan ini, menjangkau pengguna di lebih dari 150 negara, menurut dokumen dukungan di situs web perusahaan.

Peringatan terbaru ini tidak mengungkapkan identitas penyerang atau negara tempat pengguna menerima pemberitahuan.

"Apple mendeteksi bahwa Anda menjadi target serangan spyware tentara bayaran yang mencoba mengkompromikan iPhone yang terkait dengan ID Apple Anda -xxx- dari jarak jauh," tulis perusahaan itu dalam peringatannya kepada para pelanggan yang terkena dampak, dikutip dari TechCrunch.

"Serangan ini kemungkinan menargetkan Anda secara khusus karena siapa Anda atau apa yang Anda lakukan. Meskipun tidak pernah mungkin untuk mencapai kepastian mutlak ketika mendeteksi serangan semacam itu, Apple memiliki keyakinan tinggi terhadap peringatan ini - mohon untuk menanggapinya dengan serius," tambah Apple.

Pengguna di India termasuk di antara mereka yang telah menerima notifikasi terkait ancaman spyware terbaru dari Apple.

Pada bulan Oktober tahun lalu, Apple mengirimkan peringatan serupa kepada beberapa jurnalis dan politisi di negara tersebut.

Amnesty International, sebuah kelompok advokasi hak asasi manusia, kemudian melaporkan adanya Pegasus, sebuah spyware yang sangat invasif yang dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO Group, di iPhone para jurnalis terkemuka di India.

Dalam komunikasinya kepada pengguna yang terkena dampak, Apple menekankan sifat sensitif dari metode identifikasi ancamannya, memperingatkan bahwa membocorkan detail tambahan berpotensi membantu penyerang menghindari deteksi di masa mendatang.

Apple juga telah membuat perubahan penting dalam penyebutan ancaman siber ini sejak tahun lalu, memilih untuk menggambarkan insiden ini sebagai "serangan spyware tentara bayaran" alih-alih istilah yang sebelumnya digunakan untuk serangan "yang disponsori negara".

Apple mengatakan bahwa mereka hanya mengandalkan "informasi intelijen ancaman internal dan investigasi untuk mendeteksi ancaman siber semacam itu."

Baca Juga: Batasi Penggunaan Internet, Rusia Suruh Apple Hapus 25 Aplikasi VPN

Baca Juga: Resmi Masuk Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasi Apple iPad Air 2024