Find Us On Social Media :

CapCut Hentikan Layanan Penyimpanan Cloud Gratis, Wajib Berbayar!

By Adam Rizal, Rabu, 17 Juli 2024 | 13:00 WIB

Ilustrasi aplikasi CapCut

CapCut, aplikasi pengeditan video milik ByteDance, akan menghentikan penyediaan penyimpanan cloud gratis untuk menyimpan aset kreatif mulai 5 Agustus. Baru-baru ini, pengguna menerima pemberitahuan mengenai perubahan ketentuan layanan gratis CapCut.

Sebelumnya, CapCut memberikan 1 GB penyimpanan cloud gratis, tetapi layanan ini akan dihentikan. Pengguna sekarang harus membayar untuk penyimpanan cloud di CapCut. CapCut menawarkan paket berlangganan seharga 2,49 dolar AS (Rp35 ribu) per bulan untuk penyimpanan 100GB dan 7,49 dolar AS (Rp120 ribu) per bulan untuk penyimpanan 1.000GB.

Akibatnya, kreator perlu membeli ruang tambahan atau menggunakan penyedia layanan cloud lainnya untuk berbagi file. Selain itu, batas jumlah kolaborator pada satu akun yang sebelumnya hingga lima orang dalam layanan gratis kini dikurangi menjadi dua orang.

"Mulai 5 Agustus, pengguna dapat menambahkan satu kolaborator ke akun CapCut mereka secara gratis. Jika pengguna ingin berkolaborasi dengan lebih banyak orang, CapCut menawarkan paket Team Tier yang memungkinkan kolaborasi dengan lebih banyak akun pengguna untuk menggunakan ruang cloud yang sama," kata juru bicara perusahaan kepada TechCrunch dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Tech Crunch.

Awal tahun ini, YouTube meluncurkan aplikasi Create, pesaing CapCut, di 13 pasar tambahan termasuk Brasil, Spanyol, Kanada, Australia, dan Hong Kong.

Sementara itu Bytedance, perusahaan teknologi terkemuka di Tiongkok meluncurkan plugin ChatGPT untuk aplikasi populer mereka, CapCut. Plugin berbasis artificial intelligence (AI) itu akan memberikan pengguna CapCut akses ke asisten virtual untuk meningkatkan pengalaman pengeditan video.

CapCut, yang dikenal sebagai salah satu aplikasi pengeditan video yang inovatif telah menarik jutaan pengguna di seluruh dunia. Dengan peluncuran plugin ChatGPT, Bytedance berusaha untuk memberikan solusi pengeditan video yang lebih cerdas dan efisien kepada pengguna CapCut.

Dengan plugin ini, pengguna CapCut dapat mengaktifkan asisten virtual berbasis teks yang didukung oleh teknologi tercanggih yang dikembangkan oleh OpenAI, anak perusahaan Bytedance.

"Asisten ini dapat membantu pengguna dalam berbagai aspek pengeditan video, mulai dari pemilihan klip, penyesuaian durasi, hingga penambahan efek visual dan suara," kata CEO Bytedance, Zhang Yiming.

Salah satu fitur utama dari plugin ChatGPT adalah kemampuannya untuk menganalisis konten video yang sedang diedit dan memberikan rekomendasi yang cerdas. Asisten virtual akan menganalisis konteks dan memahami preferensi pengguna serta memberikan saran berdasarkan tren pengeditan video terkini.

"Cara ini akan membantu pengguna CapCut dalam menghasilkan konten yang lebih menarik dan profesional dengan cepat," ujarnya.

Selain itu, plugin AI itu juga memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan asisten virtual menggunakan bahasa alami. Pengguna dapat mengajukan pertanyaan, meminta saran, atau bahkan meminta tutorial langkah demi langkah tentang pengeditan video tertentu.

Dengan kemampuan bahasa alami yang kuat, ChatGPT dapat memahami konteks dan memberikan respon yang relevan dan berguna kepada pengguna. Zhang Yiming mengatakan ByteDance sangat bersemangat meluncurkan plugin ChatGPT untuk CapCut.

"Kami percaya teknologi AI akan membantu pengguna kami mengoptimalkan kreativitas mereka dan menghasilkan konten video yang menakjubkan. Kami berharap bahwa pengguna CapCut akan menikmati fitur baru ini dan meningkatkan pengalaman mereka dalam mengedit video," katanya.

Plugin ChatGPT untuk CapCut akan tersedia secara gratis untuk pengguna di platform iOS dan Android. Peluncuran ini menunjukkan komitmen Bytedance dalam terus mengembangkan inovasi dan meningkatkan fitur produk mereka.

Dengan penggabungan AI dan pengeditan video, Bytedance membuka jalan untuk masa depan yang lebih menarik bagi pengguna CapCut dan industri pengeditan video secara keseluruhan.

Baca Juga: Kominfo Dorong Kampus Aktif Bangun Ekosistem Digital di Indonesia