Find Us On Social Media :

Saingi Google, OpenAI Kenalkan Mesin Pencari Berbasis AI SearchGPT

By Adam Rizal, Sabtu, 27 Juli 2024 | 09:00 WIB

Saingi Google, OpenAI Kenalkan Mesin Pencari Berbasis AI SearchGPT

OpenAI meluncurkan SearchGPT, sebuah mesin pencari berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang bakal bersaing dengan mesin pencari Google. Sebagai perusahaan di balik chatbot ChatGPT, OpenAI memberikan keunikan pada SearchGPT dengan hasil pencarian yang  lebih memahami pengguna, berbeda dengan mesin pencari konvensional yang hanya menampilkan daftar tautan.

SearchGPT, seperti Google Search, dimulai dengan kotak teks bertuliskan "Apa yang Anda cari?", tetapi dengan ukuran yang lebih besar. Di situs resminya, OpenAI menampilkan contoh hasil pencarian SearchGPT. Misalnya, ketika Anda ingin mencari waktu terbaik untuk melihat Nudibranch di Half Moon Bay, AS, SearchGPT memberikan ringkasan tentang waktu ideal dan lokasi relevan yang bisa dikunjungi. Pengguna juga dapat mengajukan pertanyaan lanjutan seperti di ChatGPT.

Contoh lain adalah pencarian tentang festival musik di Boone, North Carolina pada Agustus 2024, yang menampilkan hasil real-time dan tautan ke sumber informasi. OpenAI juga menambahkan fitur "visual answer" yang menampilkan video dari Sora AI di YouTube. 

Meskipun masih dalam tahap prototipe, 10.000 pengguna terpilih dapat mencoba SearchGPT. OpenAI berencana untuk mengintegrasikan fitur-fitur ini ke dalam ChatGPT di masa depan.

"Meskipun prototipe ini bersifat sementara, kami berencana untuk mengintegrasikan fitur-fitur terbaik ini langsung ke ChatGPT di masa mendatang," tulis pihak OpenAI seperti dikutip The Verge.

Keluar Duit Banyak

OpenAI harus mengeluarkan biaya besar senilai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,6 triliu nuntuk melatih model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan seperti GPT-4o. CEO Anthropic AI Dario Amodei memprediksi biaya yang harus dikeluarkan OpenAI dalam melatih model AI GPT series bisa mencapai USD 10 miliar hingga USD 100 miliar dalam beberapa tahun ke depan.

"Saat ini biaya yang dibutuhkan sekitar USD100 juta. Bahkan, ada model AI yang sedang dalam pelatihan biayanya mendekati satu miliar. Saya pikir biaya pelatihan model AI akan mencapai 10 atau 100 miliar pada 2025 - 2027, dan peningkatan algoritma terus berlanjut," kata Amodei, seperti dikutip dari Tom's Hardware.

Sebagian besar biaya pelatihan AI dihabiskan untuk hardware seperti GPU yang digunakan di pusat data. Tahun lalu, OpenAI dilaporkan menggunakan lebih dari 30.000 GPU untuk melatih ChatGPT, dengan total biaya mencapai USD 100 juta. Penggunaan GPU untuk pusat data diprediksi akan meningkat tajam di masa mendatang. Belum lama ini Elon Musk ingin membeli 300.000 chip Nvidia B2 untuk melatih chatbot Grok, sementara OpenAI dan Microsoft berencana membangun pusat data AI senilai USD 100 miliar.

Selain itu, perusahaan AI juga menghadapi biaya tinggi untuk listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan pusat data dan infrastruktur lainnya. Total konsumsi listrik dari semua GPU pusat data tahun lalu diperkirakan sebesar 14.348 GWh, setara dengan konsumsi 1,3 juta rumah. Pemerintah AS telah memperingatkan perusahaan AI mengenai kebutuhan listrik yang meningkat ini, dan Microsoft bahkan berencana membangun reaktor nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik pusat datanya.

OpenAI dan News Corp yang memiliki The Wall Street Journal, MarketWatch, The Sun, dan lainnya telah mencapai kesepakatan multi-tahun untuk menampilkan berita di ChatGPT. Sebagai gantinya, OpenAI akan mendapatkan akses ke konten terbaru dan arsip dari publikasi News Corp serta menggunakan datanya untuk melatih model AI.

Baca Juga: Alasan Orang Pilih iPhone Lawas daripada Beli HP Android Terbaru