Find Us On Social Media :

Gandeng USC, UKI Dirikan AI Center Cetak SDM Handal di Indonesia

By Adam Rizal, Rabu, 31 Juli 2024 | 15:00 WIB

Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, SH., MH., MBA (Rektor UKI) bersama Glenn Melnick, PhD., dari University of Southern California ketika bertemu dan menyampaikan informasi kepada jurnalis tentang UKI AI Center di Jakarta pada 31 Juli 2024.

Dalam era digital yang semakin maju, teknologi artificial intelligence (AI) telah menjadi salah satu inovasi paling signifikan yang mengubah berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Perguruan tinggi, sebagai lembaga pendidikan yang mempersiapkan generasi masa depan, harus menyadari pentingnya mengadopsi teknologi AI dalam sistem pendidikan mereka.

Universitas Kristen Indonesia (UKI) melihat AI akan memegang peranan penting dalam digitalisasi dan akan meningkatkan skil mahasiswa sehingga siap bersaing di pasar global. Karena itu, UKI melakukan kerjasama strategis dengan salah satu Universitas terkemuka di Amerika Serikat, yaitu University of Southern California (USC) dalam membentuk pusat kecerdasan buatan (AI Center) berbasis universitas di Indonesia untuk membangun literasi Artificial Intelligence (AI) di masyarakat Indonesia, yang akan dimulai dari para mahasiswa UKI. 

AI Center yang didirikan oleh UKI dengan kemitraan teknis dari University of Southern California (USC) ini bertujuan meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan AI dengan menggabungkan keahlian dari kedua universitas untuk menghasilkan inovasi teknologi yang signifikan. AI Center juga akan menyediakan program pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi dalam bidang AI untuk mahasiswa dan profesional, serta membekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di era digital. 

Edwin Soeryadjaya (Pembina Yayasan Universitas Kristen Indonesia) mengatakan Universitas Kristen Indonesia sangat antusias atas kerjasama UKI dan University of Southern California (USC), yang merupakan salah satu salah satu pemimpin dunia dalam pengembangan dan penerapan AI untuk pendidikan dan penelitian. 

"Pembentukan AI Center ini merupakan AI Center berbasis universitas di Indonesia yang berkolaborasi dengan universitas ternama dari AS. Kami berharap AI Center UKI berkolaborasi dengan USC, akan melahirkan inovasi-inovasi lokal yang dapat bersaing pada tingkat global, serta memajukan sektor-sektor industri di Indonesia," katanya.

Indonesia berada di peringkat 3 dunia sebagai penyumbang kunjungan aplikasi AI pada tahun 2023 yang mencapai 1,4 miliar kunjungan. Sebagai negara dengan kunjungan aplikasi AI terbanyak, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi AI dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan.

“AI Center ini juga akan berfungsi dalam mendorong literasi AI di masyarakat dan jembatan untuk kolaborasi internasional, membuka peluang untuk proyek penelitian bersama, pertukaran akademik, dan mempercepat transformasi digital. Dengan demikian, AI center ini menjadi langkah penting dimulai dari lingkungan akademik UKI dan menjadi salah satu langkah strategis untuk menempatkan Indonesia dalam lingkup global sebagai negara yang berkomitmen dalam pengembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan,” Edwin Soeryadjaya menambahkan. 

Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, SH., MH., MBA (Rektor UKI) mengatakan teknologi AI menjadi terobosan dalam dunia pendidikan dan personalisasi pembelajaran yang dapat memicu akselerasi pendidikan. "Ini adalah momentum penting untuk UKI dan Indonesia untuk mendukung literasi AI, dan kami berkomitmen untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin untuk kemajuan bersama,” ungkapnya.  

“Revolusi AI sudah tiba. Layaknya Revolusi Agrikultur dan Industrial di abad 18 dan 19, yang diikuti Revolusi Informasi di abad 20, kita telah memasuki era Kecerdasan Buatan. Saat sebuah revolusi terjadi, pilihannya adalah untuk ikut pro-aktif, atau jadi penonton saja. Kerjasama UKI dengan USC semoga bisa menjadi salah satu akselerator pengertian dan pelatihan AI di Indonesia dengan lebih konkret," ujar Project Advisor UKI AI Center Holip Soekawan, alumni USC dan anggota Dewan Pembina di yayasan Alumni USC Indonesia.

AI memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek secara positif. Dengan kemampuannya dalam menganalisis data secara cepat dan efisien, AI dapat memberikan wawasan yang bernilai bagi bisnis, ilmu pengetahuan, dan masyarakat secara umum.  “Kami berharap kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi yang memberikan dampak positif bagi kehidupan dan bisnis dalam berbagai sektor. Kerja sama ini adalah langkah penting dalam memajukan literasi AI dan mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan di era digital,” tutup Edward Sirait (Ketua Pengurus Yayasan UKI).

Profesor Melnick dari Universitas of Southern California) mengatakan AI dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal bagi setiap mahasiswa. AI dapat membantu dalam proses penilaian akademik dengan menyediakan alat-alat yang dapat menganalisis dan mengevaluasi tugas dan ujian secara lebih akurat dan cepat. cara itu tidak hanya mengurangi beban kerja dosen, tetapi juga memastikan bahwa penilaian dilakukan secara objektif.

"Dengan analisis data yang canggih, AI dapat memahami kebutuhan dan preferensi belajar masing-masing individu, memungkinkan kampus untuk menyediakan materi dan metode pengajaran yang paling efektif untuk setiap mahasiswa," katanya.

Melnick mengatakan mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum perguruan tinggi adalah langkah penting untuk memastikan bahwa mahasiswa siap menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin berorientasi pada teknologi. 

"Dunia kerja saat ini menuntut keterampilan yang relevan dengan teknologi AI. Dengan mengadopsi kurikulum AI, perguruan tinggi dapat memastikan bahwa lulusannya memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri, meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja," katanya.

Melnick mengatakan penggunaan teknologi AI di perguruan tinggi tidak hanya membawa manfaat praktis dalam operasional dan pembelajaran, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk masa depan yang didominasi oleh teknologi.  "Penting bagi institusi pendidikan tinggi untuk segera di mengadopsi AI dalam sistem mereka dan mengintegrasikan kurikulum AI untuk mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan," ujarnya.

Baca Juga: Adaptasi AI, Kominfo Siapkan Infrastruktur Telekomunikasi Andal