GDP Venture, menggelar acara bincang-bincang bisnis bertajuk Power Lunch dengan tema “Sustainable Futures: Innovating for a Sustainable Indonesia” dengan narasumber Lisa Widodo - Co-Founder & COO, Blibli, Gaery Undarsa - Co-Founder & CMO tiket.com dan Aliya Amitra - Founder & COO Tinkerlust. Dalam upaya mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan di Indonesia, tiga perusahaan rintisan terkemuka dibawah GDP Venture yaitu Blibli, tiket.com, dan Tinkerlust, berkomitmen untuk mengintegrasikan praktik keberlanjutan dalam setiap aspek bisnis mereka.Sustainability atau keberlanjutan dalam bisnis adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) ke dalam operasi bisnis dan telah menjadi salah satu topik paling penting dalam dunia bisnis saat ini. Dengan berbagai tantangan lingkungan yang dihadapi dunia, mulai dari perubahan iklim hingga kelangkaan sumber daya alam, keberlanjutan tidak lagi menjadi pilihan, melainkan sebuah komitmen jangka panjang untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi perusahaan, masyarakat, dan lingkungan.Blibli menjadi e-commerce pertama di Indonesia yang meluncurkan program keberlanjutan dengan payung program ESG bernama Blibli Tiket Action. Selaras dengan misi untuk menjadi platform perdagangan dan gaya hidup omnichannel yang terpercaya, Blibli Tiket Action berupaya menciptakan bisnis berkelanjutan yang melibatkan karyawan, pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung ekonomi, sosial, dan lingkungan yang positif.Lisa Widodo - Co-Founder & COO, Blibli menjelaskan “Blibli berfokus pada enam ranah utama dalam program berkelanjutan yaitu penggunaan sumber daya, pengelolaan limbah, emisi, privasi data, hubungan komunitas, serta pengembangan dan pembelajaran. Hingga saat ini, 95% dari kemasan yang digunakan Blibli adalah berbahan daur ulang dan berbasis kertas. Selain itu, Blibli telah menanam lebih dari 8.000 pohon untuk mengimbangi emisi karbon.”Kolaborasi lintas industri menjadi kunci keberhasilan upaya keberlanjutan. Dengan bekerja sama, perusahaan dari berbagai sektor dapat menciptakan dampak yang lebih besar dan lebih signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat. Blibli berkolaborasi dengan tiga pemangku kepentingan utama: karyawan, pelanggan dan mitra. “Untuk karyawan Blibli Tiket misalnya terdapat program Fashion Take Back di Hari Bumi 2024 limbah fesyen yang terdiri dari seragam dan pakaian bekas karyawan diolah oleh mitra ecopreneur lewat konsep sirkular ekonomi menjadi barang dengan nilai guna baru. Selain itu, karyawan juga terlibat dalam pengumpulan dan pendaurulangan sampah selama event perusahaan, mendukung pengelolaan limbah dan keberlanjutan,” ujar Lisa.“Untuk pelanggan, Blibli mengambil langkah proaktif dalam program Take Back atau pengembalian kemasan yang tidak terpakai untuk didaur ulang atau dikonversi menjadi bibit pohon (10 kemasan menjadi 1 bibit pohon). Blibli juga mengajak mitra untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan dengan menyediakan opsi pengiriman menggunakan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon,” lanjutnya.
Gaery Undarsa - Co-founder & CMO Tiket.com, Lisa Widodo - Co-Founder & COO, Blibli, dan Aliya Amitra - Founder & COO Tinkerlust.
Sektor pariwisata juga tumbuh dengan cepat, menurut UNWTO pada 2019 kontribusi pariwisata menyumbang 8% terhadap emisi karbon dunia mulai dari penerbangan pesawat, perahu, penginapan, berbagai aktivitas berkontribusi terhadap jejak karbon pariwisata. Sejalan dengan hal itu, tiket.com mengambil sebuah langkah untuk menerapkan dan meningkatakan kesadaran Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism) melalui fitur tiket Green yang diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang terhadap lingkungan, aspek sosial budaya, dan perekonomian masyarakat.Gaery Undarsa - Co-Founder & CMO tiket.com menjelaskan “Fitur tiket Green menjadi inovasi terbaru dari tiket.com yang memberikan akses kepada konsumen untuk memilih akomodasi yang mengusung konsep keberlanjutan (sustainability). Guna memahami pentingnya industri pariwisata berkelanjutan, standarisasi akomodasi berkelanjutan memainkan peran besar dalam mengarahkan akomodasi wisata menuju konsep green accommodation. “Hingga saat ini, kami telah menyediakan lebih dari 5.400 pilihan akomodasi di seluruh dunia, termasuk 700 pilihan akomodasi di Indonesia dan Asia Tenggara yang menerapkan sustainable tourism. Kami juga bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam program Jagoan Pariwisata untuk mengajak para pelaku usaha desa wisata meningkatkan kapabilitas usahanya agar usahanya lebih berkelanjutan (sustainable).”Di acara ini, Tinkerlust, platform marketplace yang menghubungkan para penggemar fesyen dengan pembeli untuk berjualan dan membeli barang-barang fesyen bermerek bekas layak pakai (fashion preloved), berkomitmen untuk berkontribusi pada pengurangan limbah fesyen yang merupakan penyumbang limbah terbesar kedua di dunia. Aliya Amitra - Founder & COO Tinkerlust menjelaskan “Empat pelaku industri yang mempengaruhi industri fashion meliputi pemerintah, NGO, desainer lokal, dan marketplace terpercaya. Melalui Tinkerlust, kami berperan dalam memberikan kesadaran mengenai decluttering, merilis white paper tentang keberlanjutan fashion di Indonesia, dan bermitra dengan desainer lokal untuk meng-upcycle barang-barang preloved.”Aliya meyakini bahwa semakin banyak pihak yang tertarik dengan konsep fesyen keberlanjutan ini, terbukti dengan bertambahnya seller yang bergabung di Tinkerlust, "Kami melihat bukti nyata bahwa kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan semakin meningkat, seperti yang tercermin dari jumlah seller di platform kami yang terus tumbuh setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa lebih banyak individu dan pelaku bisnis yang berkomitmen untuk berkontribusi pada upaya keberlanjutan, dan hal ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan komunitas."