TikTok yang dimiliki ByteDance rutin membayar Microsoft senilai 20 juta dolar AS atau sekitar Rp322 miliar per bulan untuk mengakses model artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan OpenAI melalui layanan cloud Microsoft, Azure. OpenAI dan Microsoft sendiri telah bermitra sejak 2019 serta Azure menyediakan infrastruktur cloud untuk keperluan teknologi AI OpenAI. Informasi ini diungkap oleh seorang sumber industri kepada The Information minggu lalu.
Dengan demikian, TikTok dapat mengakses model AI ChatGPT milik OpenAI melalui layanan cloud Azure. Kabarnya, biaya langganan ini berkontribusi sekitar 25 persen dari pendapatan Microsoft di bidang AI. Menurut berbagai laporan, ini mungkin terkait dengan langkah TikTok untuk mengembangkan model AI baru berbasis LLM (large language model) dari OpenAI. Jika LLM TikTok terwujud, mereka tidak perlu membayar jutaan dolar AS kepada Microsoft untuk memanfaatkan AI di platform mereka.
Namun, menurut dokumen internal yang diungkap oleh TheVerge, TikTok diduga mengembangkan model AI ini secara diam-diam tanpa sepengetahuan Microsoft atau OpenAI. Hal itu menjadi masalah karena OpenAI melarang pembuatan model AI baru berdasarkan model yang sudah ada, seperti membuat model AI "X" dari GPT-4. Microsoft juga memiliki kebijakan serupa.
Namun, laporan The Information menunjukkan bahwa TikTok pernah menjadi penyumbang besar pendapatan bisnis AI Microsoft. Pendapatan bisnis AI Azure Microsoft pada kuartal keempat tahun fiskal 2024 meningkat 29 persen dari tahun sebelumnya, kemungkinan didorong oleh pembayaran dari TikTok.
Kembangkan Chip AI
Perusahaan teknologi asal Tiongkok, ByteDance, menjalin kerja sama dengan perancang chip AS Broadcom untuk mengembangkan prosesor AI (artificial intelligence) canggih. Hal itu diketahui dari sumber terdekat dari kedua perusahaan yang mengungkapkan soal ini ke Reuters.
Kerja sama ini akan membantu perusahaan pemilik TikTok itu mendapatkan pasokan chip AI kelas atas yang memadai di tengah ketegangan AS dan Tiongkok. Chip 5 nanometer - produk khusus yang dikenal sebagai application-specific integrated chip (ASIC) - akan mematuhi pembatasan ekspor AS dan pekerjaan manufaktur akan dialihdayakan ke TSMC Taiwan, sumber tersebut menambahkan.
Belum ada kolaborasi pengembangan chip yang diumumkan secara publik antara perusahaan China dan AS yang melibatkan teknologi 5nm atau lebih canggih sejak Washington memperkenalkan kontrol ekspor untuk semikonduktor canggih pada tahun 2022. Kerja sama ByteDance dengan Broadcom, mitra bisnis yang sudah ada, akan membantu memangkas biaya pengadaan dan memastikan pasokan chip kelas atas yang stabil, kata sumber yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah semikonduktor di China.
Namun, TSMC diperkirakan tidak akan mulai memproduksi chip baru tersebut tahun ini, kata mereka. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa meskipun pekerjaan desain sudah berjalan dengan baik, "tapeout" - yang menandai akhir dari fase desain dan awal manufaktur - belum dimulai.
ByteDance dan Broadcom tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait hal ini, begitu juga dengan TSMC. Seperti banyak perusahaan teknologi global lainnya, ByteDance telah meluncurkan dorongan besar dalam AI generatif, tetapi ByteDance dan perusahaan teknologi di Tiongkok harus bersaing dengan pasokan chip AI yang jauh lebih terbatas daripada rekan-rekan mereka di luar negeri.
ByteDance dan Broadcom telah menjadi mitra bisnis setidaknya sejak tahun 2022. Perusahaan China tersebut telah membeli chip switch berkinerja tinggi Tomahawk 5nm milik perusahaan AS serta switch Bailly untuk cluster komputer AI, demikian ungkap Broadcom dalam pernyataan publiknya.
Mengamankan chip AI sangat penting bagi ByteDance untuk membuat algoritmenya lebih kuat. Selain TikTok dan aplikasi video pendek versi Tiongkok yang disebut Douyin, ByteDance mengoperasikan berbagai aplikasi populer termasuk layanan chatbot mirip ChatGPT yang disebut Doubao, yang memiliki 26 juta pengguna.
Untuk mendukung dorongan AI-nya, ByteDance telah menimbun chip Nvidia, menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Ini termasuk chip A100 dan H100 yang tersedia sebelum putaran pertama sanksi AS dimulai serta chip A800 dan H800 yang dibuat Nvidia untuk pasar China tetapi kemudian dibatasi, kata sumber tersebut, menambahkan bahwa ByteDance mengalokasikan $2 miliar untuk pembelian chip Nvidia tahun lalu.
ByteDance juga membeli chip Huawei Ascend 910B tahun lalu, kata dua sumber terpisah yang mengetahui masalah ini. Bytedance saat ini memiliki ratusan lowongan pekerjaan yang berhubungan dengan semikonduktor, termasuk 15 lowongan untuk perancang chip ASIC, menurut pengecekan di situs webnya.
Perusahaan ini juga telah memburu orang-orang terbaik dari perusahaan chip AI China lainnya, menurut salah satu sumber yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah ini.
Baca Juga: OpenAI ChatGPT Bakal Bangkrut dalam 12 Bulan?, Ini Penyebabnya