Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Google Cloud mengumumkan perluasan kemitraan untuk menghadirkan layanan sovereign cloud dan edge cloud generasi baru di Indonesia yang memenuhi persyaratan lokasi penyimpanan data, keamanan, dan privasi di Indonesia.
Melalui kemitraan ini, Indosat berencana untuk menawarkan Google Distributed Cloud (GDC) kepada perusahaan/organisasi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan unik mereka yang hendak menjalankan beban kerja AI (artificial intelligence) dan data intensif di lokasi pilihan mereka.
Kemitraan ini bertujuan untuk memberdayakan perusahaan/organisasi Indonesia di sektor publik dan industri penting lainnya, seperti pertahanan, perawatan kesehatan dan ilmu hayati, jasa keuangan, energi dan utilitas, serta manufaktur untuk mengakselerasi transformasi digital dengan kemampuan AI dan analitik terbaik di kelasnya, sekaligus memastikan mereka memiliki kontrol dan perlindungan penuh atas data sensitif mereka.
GDC adalah solusi yang sepenuhnya dikelola dengan sekelompok layanan perangkat lunak yang lengkap, berbagai bentuk faktor perangkat keras yang dapat dikembangkan, dan pilihan untuk menjalankan air-gapped (sepenuhnya terputus) dari koneksi internet publik untuk beban kerja yang paling sensitif, atau terhubung antara lokasi edge dan wilayah Google Cloud yang berlokasi di Indonesia.
Indosat, melalui usaha pusat datanya, berupaya menawarkan opsi hosting untuk GDC di lokasi. Hal ini memastikan bahwa data tetap berada di bawah kendali pelanggan dan dalam batas wilayah Indonesia, mematuhi semua kerangka hukum dan kedaulatan, termasuk Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi dan Peraturan Pemerintah No. 71.
Terkait kerja sama ini, Vikram Sinha, President Director and Chief Executive Officer, Indosat Ooredoo Hutchison mengatakan, “Indonesia sedang membuka jalan menuju era keemasannya pada tahun 2045. Indosat Group berkomitmen untuk berkontribusi melalui kemajuan teknologi dalam mengejar visi ini.”
“Kemitraan dengan Google Cloud didorong oleh upaya pemberdayaan Indonesia, yang bertujuan untuk memberikan solusi sovereign cloud dan edge cloud pertama di negara ini. Solusi ini akan membekali perusahaan/organisasi dengan infrastruktur canggih, fitur operasional, dan aplikasi pengembang yang mereka butuhkan untuk mengakselerasi digitalisasi dalam skala besar,” tambahnya.
Menyediakan beban kerja dan layanan intensif data
Melalui GDC, perusahaan/organisasi dapat mengakses fitur inti (misalnya Workbench, Pipelines, Predictions) dari Vertex AI — platform AI perusahaan Google Cloud, yang memungkinkan mereka mengembangkan dan menerapkan machine learning (ML) tingkat lanjut serta aplikasi penelusuran AI generatif dengan cepat untuk mengambil dan menganalisis data dengan mudah di lokasi pilihan mereka. Model ML yang telah dilatih sebelumnya untuk Speech-to-Text, penerjemahan, dan optical character recognition (OCR)—dengan dukungan untuk lebih dari 100 bahasa termasuk Bahasa Indonesia—juga dapat diakses secara langsung.
Perusahaan/organisasi juga dapat mengakses sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak Google Cloud yang lebih luas dan krusial untuk penerapan aplikasi AI secara lancar di lingkungan yang sepenuhnya terputus atau di ujung jaringan.
Ini termasuk Google Kubernetes Engine (GKE), GPU NVIDIA Tensor Core, mesin database AlloyDB Omni portabel, dan Dataproc untuk menjalankan analisis data open-source.
Thomas Kurian, Chief Executive Officer, Google Cloud menjelaskan, "Sektor publik dan industri yang diregulasi di Indonesia memerlukan solusi yang memenuhi persyaratan kedaulatan data dan regulasi yang ketat.”
“Kemitraan kami dengan Indosat akan memperkenalkan solusi cloud berdaulat lokal dan edge cloud generasi berikutnya untuk memberdayakan sektor publik dan perusahaan/organisasi yang diregulasi untuk mempercepat transformasi digital sesuai ketentuan mereka sendiri,” lanjutnya.
Baca Juga: Dihujat Banyak Orang, Google Hapus Iklan AI Gemini di Olimpiade Paris