Find Us On Social Media :

Nokia Amplify Indonesia 2024: AI Dorong Pemanfaatan Aneka Potensi 5G

By Cakrawala Gintings, Minggu, 18 Agustus 2024 | 10:00 WIB

Nokia menyelenggarakan Amplify Indonesia 2024 di Jakarta belum lama ini dengan Ozgur Erzincan (President Director, Nokia Indonesia; kiri) dan Juha Ristimaki (Head of Technology & Solutions CoE, Mobile Networks, APAC, Nokia) sebagai pembicara utama. Nokia Amplify Indonesia 2024 berfokus pada AI yang diyakini bisa mendorong pemanfaatan aneka potensi jaringan 5G.

Nokia telah menyelenggarakan Amplify Indonesia 2024 beberapa waktu lalu. Mengambil tempat di Jakarta, Nokia Amplify Indonesia 2024 berfokus pada AI (artificial intelligence) yang diyakini bisa mendorong pemanfaatan aneka potensi yang ditawarkan jaringan 5G oleh organisasi — operator telekomunikasi seluler dan lainnya. Seperti dituliskan di sini, 5G menawarkan sejumlah kelebihan dari 4G. Jaringan 5G antara lain bisa menawarkan latensi yang jauh lebih rendah dan throughput yang jauh lebih tinggi dari jaringan 4G. Pemrosesan AI yang membutuhkan komputasi dengan sumber daya tinggi misalnya, bisa dialihkan sebagian ke server di jaringan 5G alih-alih sepenuhnya dijalankan di perangkat pengguna, tanpa mengganggu pengalaman pengguna yang dihadirkan.

“Google mencoba untuk membawa model-model AI ke telepon [smartphone] Pixel terkini yang mereka luncurkan, dan sayangnya, ada, ada satu hal yang mereka kurang perhitungkan, kapabilitas dari sang perangkat, kapasitas memori, CPU, tidak mencukupi untuk menjalankannya,” ujar Ozgur Erzincan (President Director, Nokia Indonesia). “Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak peduli sebanyak apa pun Anda berbicara mengenai gen AI dan berbagai kapabilitas AI, hal-hal ini tidak akan terjadi pada sisi pengguna akhir. Adalah suatu keharusan untuk suatu ketersediaan edge cloud dengan CPU, RAM, jangkauan yang dibutuhkan, dan terdapat sebuah jaringan yang diperlukan untuk terkoneksi dengannya”.

Suatu AI yang hanya membutuhkan komputasi dengan sumber daya yang lebih rendah, tentunya bisa dijalankan sepenuhnya di perangkat pengguna. Namun, hasil yang diberikan oleh AI yang membutuhkan komputasi dengan sumber daya tinggi, biasanya lebih baik dibandingkan AI sejenis yang tidak. Bukan sekadar mengatasi kapabilitas perangkat pengguna yang terbatas, Nokia menyebutkan pula bahwa pemrosesan dan data yang dilakukan dan berada pada server — edge cloud — di jaringan, bisa memberikan cyber security alias keamanan siber yang lebih baik bagi organisasi. Pasalnya tidak terdapat data penting organisasi yang tersimpan pada perangkat pengguna. Andai perangkat pengguna hilang atau dicuri, data yang dimaksud tetap aman.

Nokia turut memamerkan sejumlah produk terkini pada Nokia Amplify Indonesia 2024.

Pemrosesan AI yang membutuhkan komputasi dengan sumber daya tinggi pada server di jaringan alih-alih di perangkat pengguna, diklaim Nokia pun akan menghemat biaya komputasi, menghemat energi baterai, dan bisa berakibat pada harga perangkat pengguna yang lebih terjangkau. Apalagi Nokia percaya AI akan makin terintegrasi dalam berbagai aspek bisnis dan kehidupan lainnya. Hal ini tentunya juga membuat makin dibutuhkannya jaringan berkinerja tinggi untuk menghubungkan server dengan perangkat pengguna tersebut. Adapun untuk seluler, jaringan yang dimaksud adalah 5G yang berkinerja tinggi dan Nokia bisa membantu organisasi di tanah air untuk menghadirkannya.

AI akan Menjadi Pusat

Selain AI, terdapat beberapa teknologi lain yang diyakini Nokia akan membentuk dunia pada masa depan. Menurut Nokia Technology Vision 2030, beberapa teknologi lain yang akan membentuk dunia pada tahun 2030 adalah metaverse, blokchain, Web 3.0, cloud, serta 5G dan 6G. Namun, Nokia menegaskan AI yang tentunya mencakup ML (machine learning) akan menjadi pusatnya. Terdapat pula beberapa tren makro yang dipercaya Nokia akan membentuk dunia teknologi pada tahun 2030, yakni keberlanjutan, cyber security dan privasi, inovasi, serta perihal cara bekerja.

“Dalam [Nokia Technology Vision] 2030 terbaru kami, kami percaya bahwa AI/ML sebenarnya adalah pusat dari, dari, dari hal-hal yang terjadi,” sebut Juha Ristimaki (Head of Technology & Solutions CoE, Mobile Networks, APAC, Nokia). “Pasar total dari AI [pada industri media] akan sekitar [US$] 1 triliun. Ini sungguh sangat besar. Market capture yang besar. Hal ini sesungguhnya, sesungguhnya memberikan banyak tekanan kepada, kepada jaringan.”

Mifdhal Fadhly (Head of Solutions, MU Indonesia, Mobile Networks, APAC, Nokia) menjelaskan perihal penghematan energi yang dimungkinkan MantaRay Energy bersama teknologi Nokia lain. Penghematan ini memanfaatkan AI dan bisa menonaktifkan bagian tertentu pada radio unit.

Sejalan dengan itu, Nokia mengedepankan sejumlah tawarannya yang ditenagai AI. Dua di antaranya adalah Nokia MantaRay SON dan Nokia AI Digital Assistant. Nokia MantaRay SON adalah suatu platform untuk mengotomatiskan dan mengoptimalkan jaringan seluler organisasi. MantaRay SON disebutkan Nokia memanfaatkan modul-modul yang melakukan konfigurasi dirinya sendiri untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi jaringan. SON lazim dikenal sebagai singkatan dari self-organizing networks alias jaringan-jaringan yang mengatur dirinya sendiri. Terdapat fitur Cognitive SON yang ditenagai AI pada Nokia MantaRay SON yang membolehkan pengaturan jaringan 5G secara otomatis tanpa campur tangan manusia.

Adapun Nokia AI Digital Assistant, seperti namanya, merupakan asisten digital yang bisa membantu organisasi dalam mendapatkan informasi perihal jaringan selulernya. Kini ditenagai Nokia LLM (large language model), Nokia AI Digital Assistant antara lain bisa membantu organisasi dalam melakukan pemecahan masalah jaringan 5G-nya. Karyawan suatu organisasi contohnya bisa bertanya dalam bahasa alami kepada Nokia AI Digital Assistant perihal suatu peringatan dan saran untuk mengatasinya.

Meskipun begitu, Nokia menekankan pentingnya spektrum frekuensi dalam pemanfaatan berbagai potensi yang ditawarkan jaringan 5G. Nokia mengibaratkan spektrum frekuensi 5G sebagai ban pada mobil. Tanpa ban yang mumpuni, mobil bersangkutan tidak akan bisa mencapai kecepatan tinggi. Di Indonesia sendiri spektrum frekuensi 5G masih terbatas. Nokia memastikan pula mendukung pihak-pihak yang terlibat dalam penentuan alokasi spektrum frekuensi 5G di tanah air, antara lain dengan pengalaman internasional dan pengetahuannya akan praktik-praktik terbaik akan hal itu.