Find Us On Social Media :

Model AI Buatan China ini Mampu Tangkis Serangan Siber Buatan AI

By Adam Rizal, Selasa, 20 Agustus 2024 | 10:30 WIB

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence).

Perusahaan-perusahaan China mulai menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk melindungi diri dari serangan siber yang juga menggunakan kecerdasan buatan. Qi-Anxin Group, perusahaan keamanan siber terkemuka di China memperkenalkan model AI QAX-GPT pada bulan Maret. 

Model AI itu dapat mengembangkan produk keamanan, mendeteksi ancaman, mengidentifikasi kerentanan, serta menganalisis kejahatan siber. Model QAX-GPT itu memiliki kemampuan investigasi yang setara dengan pakar keamanan tingkat menengah dan bisa bekerja 60 kali lebih efisien dibandingkan analisis manual. 

"Model AI itu meningkatkan pertahanan keamanan secara signifikan dengan menganalisis peringatan ancaman secara efektif," kata Qi Xiangdong (Ketua Qi-Anxin).

Sejak peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada akhir 2022, banyak perusahaan teknologi global berlomba mengembangkan AI serupa. Para ahli memperingatkan bahwa AI generatif menurunkan hambatan bagi pelaku ancaman yang kurang memiliki kemampuan teknis. 

Namun, AI juga dapat dimanfaatkan sebagai senjata dalam melawan serangan siber. Menurut survei Qi-Anxin, kekurangan tenaga ahli dan sumber daya dalam keamanan jaringan merupakan kelemahan utama yang membuat banyak peringatan ancaman diabaikan. 

"Model AI skala besar seperti QAX-GPT memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan respons terhadap ancaman siber secara lebih efisien, mengatasi masalah kelangkaan ahli, dan meningkatkan efektivitas dalam menangani peringatan," kata Zhang Zhuo (Wakil Presiden Qi-Anxin).

China sendiri merupakan target utama serangan siber, dengan lebih dari 42 juta serangan malware terdeteksi pada tahun 2020 menurut laporan dari National Computer Network Emergency Response Technical Team/Coordination Center of China.

Baca Juga: Berapa Biaya Berlangganan Fitur Premium Apple Intelligence (AI)?