Meta, perusahaan induk Facebook telah menghentikan pengembangan headset realitas campuran (mixed reality) yang rencananya bakal bersaing dengan Apple Vision Pro. Keputusan itu dibuat setelah evaluasi internal yang mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk biaya produksi dan prospek pasar.
Headset Meta yang diberi nama kode “La Jolla” awalnya dijadwalkan untuk dirilis pada 2027. Perangkat itu dirancang sebagai produk premium dengan teknologi layar micro OLED yang canggih, mirip dengan yang digunakan oleh Apple Vision Pro. Teknologi itu menawarkan resolusi dan kualitas gambar yang sangat tinggi, tetapi biaya produksinya juga sangat mahal.
Salah satu alasan utama penghentian proyek ini adalah tingginya biaya produksi. Meta berusaha menetapkan harga perangkat di bawah USD1.000 atau sekitar Rp15 juta untuk bersaing di pasar, namun tingginya biaya komponen, terutama layar micro OLED, membuat hal ini sulit dicapai.
Selain itu, penjualan Apple Vision Pro yang tidak sesuai harapan juga memengaruhi keputusan Meta. Meskipun Apple memiliki kemampuan pemasaran yang kuat, perangkat dengan harga USD3.499 atau sekitar Rp55 juta tersebut tidak berhasil menarik minat pasar yang luas.
Penghentian proyek ini menandakan perubahan strategi Meta dalam menghadapi pasar mixed reality. Alih-alih fokus pada perangkat premium, Meta tampaknya akan lebih fokus pada pengembangan headset yang lebih terjangkau, seperti seri Quest. Quest 3, yang dijadwalkan rilis pada tahun 2026, diharapkan berada di kisaran harga USD500 (sekitar Rp7,7 juta), yang lebih sesuai dengan daya beli konsumen umum.
Keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi dari pengamat industri. Beberapa melihatnya sebagai langkah realistis mengingat tantangan dalam memproduksi perangkat premium dengan harga yang kompetitif. Namun, ada juga yang khawatir bahwa Meta mungkin kehilangan peluang untuk bersaing di segmen pasar yang lebih tinggi.
Meskipun demikian, Meta tetap berkomitmen untuk mengembangkan teknologi mixed reality dan virtual reality (VR). Dengan berfokus pada perangkat yang lebih terjangkau, Meta berharap dapat menjangkau lebih banyak pengguna dan memperluas ekosistem VR mereka.
Penghentian pengembangan pesaing Apple Vision Pro oleh Meta mencerminkan tantangan dalam industri teknologi tinggi, terutama terkait biaya produksi yang tinggi dan prospek pasar yang tidak pasti. Namun, dengan fokus baru pada perangkat yang lebih terjangkau, Meta berharap dapat terus memimpin dalam inovasi teknologi mixed reality dan VR.
Baca Juga: Virtus dan Elastic Dorong Adopsi AI dengan Solusi Pencarian Canggih