Find Us On Social Media :

Kominfo Segera Susun Regulasi Lanjutan AI dengan Dua Pendekatan Ini

By Adam Rizal, Kamis, 5 September 2024 | 11:30 WIB

Artificial Intelligence (AI)

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggunakan dua pendekatan vertikal dan horizontal dalam merumuskan aturan lanjutan tentang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria mengatakan Kominfo telah mengeluarkan surat edaran tentang AI dan langkah selanjutnya adalah menyusun peraturan menteri (Permen) dengan kedua pendekatan tersebut. 

"Kalau soal AI, kita kan baru mengeluarkan surat edaran itu, ya. Jadi, step (langkah) selanjutnya kita masih menyusun Permen (peraturan menteri) untuk melengkapi surat edaran itu dan kita akan lakukan dengan dua pendekatan, pendekatan horizontal dan juga pendekatan vertikal," kata Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria di Jakarta, Selasa.

Pendekatan vertikal akan fokus pada sektor-sektor spesifik seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi, dengan aturan yang disesuaikan untuk setiap sektor, berdasarkan prinsip etis. Sementara pendekatan horizontal akan menetapkan prinsip-prinsip umum yang dapat diadopsi di semua sektor.

"Dua pendekatan itu kita akan melakukan secara campuran agar dia bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan hari ini," kata Wamenkominfo Nezar.

Kombinasi kedua pendekatan itu bertujuan untuk menciptakan regulasi yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Namun, bentuk final regulasi ini masih dipertimbangkan, apakah akan diatur melalui peraturan menteri atau peraturan presiden (Perpres).

"Kita masih mempertimbangkan apakah dia (aturan lanjutan AI) ke Permen, apakah dia ke Perpres. Ini masih dalam konsultasi dan kita harapkan Indonesia bisa punya yang namanya Undang-Undang Artificial Intelligence ke depannya," kata Nezar.

Nezar berharap pada pemerintahan mendatang, perangkat hukum yang mengatur AI, seperti undang-undang khusus, dapat segera diwujudkan, mengingat besarnya dampak AI, khususnya dalam mitigasi risiko yang mungkin ditimbulkan.

"Mengingat bagaimana dampak kecerdasan artifisial, terutama memitigasi risiko-risiko yang ditimbulkan oleh AI, ini memang membutuhkan satu perangkat regulasi yang padu," kata Wamen Nezar.

Baca Juga: Alasan Colossus Jadi Superkomputer AI Terkuat di Dunia Saat Ini