Find Us On Social Media :

Smart City Kota Solok: Atasi Masalah Ekonomi dengan Saling Berbagi

By Wisnu Nugroho, Sabtu, 7 September 2024 | 10:10 WIB

Ruang ini merupakan perpustakaan digital yang terletak di sebuah sudut di Masjid Agung Al-Muhsinin, Kota Solok.

Sore itu, tampak sejumlah anak sedang menatap layar-layar komputer yang berderet di salah satu dinding. Sebagian sedang membaca buku koleksi perpustakaan melalui layar komputernya. Sementara, sebagian membuat gambar dengan aplikasi komputer. Di lantai ruang yang berkarpet itu, tampak pula seorang anak tengah menikmati buku bacaan.

Ruang ini merupakan perpustakaan digital yang terletak di sebuah sudut di Masjid Agung Al-Muhsinin, Kota Solok. Di ruang seluas sekitar 20 m2 itu, selain terdapat meja-meja dengan perangkat komputer, juga terdapat rak-rak buku dengan berbagai topik bacaan, dari agama, kesehatan, sampai pengembangan diri.

“Biasanya anak-anak ke sini sambil menunggu waktunya belajar mengaji,” ujar Hidayat, pengurus perpustakaan. Ia menambahkan, walaupun perpustakaan ini dibuka untuk umum, namun anak-anak yang lebih sering berkunjung, paling banyak di usia SD dan SMP.

Selain melalui layar komputer, pengunjung juga dapat mengakses ribuan bacaan melalui aplikasi milik Perpustakaan Nasional yaitu iPusnas. Tinggal scan kode QR untuk mengunduh aplikasi. Berkat wifi yang disediakan, semua dapat dilakukan dalam hitungan detik.

Peningkatan literasi masyarakat memang menjadi salah satu perhatian pemkot Solok. Ini sejalan dengan fokus pembangunan kota ini, yaitu kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan. “Jangan sampai ada warga yang sakit tidak berobat. Jangan sampai ada warga yang tidak makan, padahal Solok penghasil beras. Dan jangan sampai ada anak usia sekolah yang tidak bersekolah,” tutur Walikota Solok, H. Zul Elfian Umar.

ATM Beras untuk Warga Kurang Mampu

Di bidang kesejahteraan, salah satu program yang menarik adalah Pengumpulan Beras Untuk Saudara Ku Yang Kurang Mampu (Peras Sakuku). Warga yang mampu dapat menyalurkan beras ke mesjid untuk kemudian dikelola menjadi bantuan kepada warga lain yang membutuhkan.Warga kurang mampu yang terdaftar kemudian diberikan semacam kartu yang dapat “menarik” beras dari anjungan yang ditempatkan di mesjid-mesjid. Idenya mirip ATM yang mengeluarkan uang tunai. Di kartu tersebut tercatat pengambilan beras yang telah dilakukan.

Suasana Kota Solok yang indah dan tentram

Ada pula program Gerakan Seribu Koin Untuk Saudara Ku Yang Kurang Mampu (Gebuk Sakuku). Dalam program pengentasan kemiskinan ini, masyarakat diimbau untuk menyisihkan uang untuk ditabung di “celengan” yang disebar di kantor, toko, rumah makan, dan lokasi lainnya. Oleh petugas, dana yang terkumpul akan diserahkan kepada penerima manfaat berupa uang tunai sebagai modal usaha atau bantuan lainnya.

Mesjid-mesjid juga diberdayakan untuk membantu masalah perekonomian masyarakat dengan program Lembaga Keuangan Dirumah Ibadah (LEMKADIRI), semacam koperasi. Dengan ini, masyarakat diberi kemudahan saat mengalami kesulitan ekonomi, dibandingkan mengajukan pinjaman ke bank yang prosesnya memakan waktu atau bahkan mengandalkan pinjaman online.

Berkat dukungan masyarakat yang semangat berbagi, upaya pemkot ini membuahkan hasil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, di tahun 2023, angka kemiskinan di Kota Solok tercatat sebesar 3,05 persen, yang merupakan nomor dua terendah di Sumatra Barat.

Saat ini Kota Solok sedang mengikuti Gerakan Menuju Smart City 2024 yang dikoordinir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Pada kegiatan ini, Pemerintah Kota Solok mendapatkan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan teknologi digital ke dalam semua sektor pembangunan.

Harapan besarnya, Gerakan Menuju Smart City ini ini akan mempercepat tercapainya kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan “Kota Beras Serambi Madinah” ini.