Find Us On Social Media :

Program Bangkit Terima Lebih dari 4.000 Mahasiswa untuk Belajar AI

By Rafki Fachrizal, Selasa, 10 September 2024 | 20:30 WIB

Ilustrasi Program Bangkit dari Google Indonesia.

Program Bangkit 2024 kembali menerima lebih dari 4.500 mahasiswa untuk mengikuti pembekalan spesialisasi di bidang Machine Learning, Mobile Development, dan Cloud Computing secara gratis. 

Selain itu, kurikulum program tahun ini sudah dilengkapi kompetensi AI (artificial intelligence) pada tiap bidang pembelajarannya. Bangkit merupakan program yang diadakan oleh Google Indonesia.

“Lewat Bangkit, kami ingin mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan potensi talenta digital. Untuk menjadi negara tangguh, mandiri, dan inklusif di 2045, Indonesia membutuhkan talenta digital yang mahir AI sebagai salah satu teknologi masa depan,” jelas Putri Alam, Director of Government Affairs & Public Policy, Google Indonesia.

Program Bangkit didukung oleh Kemendikbudristek, mitra universitas, dan mitra perusahaan seperti GoTo, Tokopedia, Traveloka, dan Deeptech.

Saat ini, Bangkit telah mencetak lebih dari 20.000 talenta digital bersertifikat dan sebanyak 74% lulusan Bangkit juga berhasil mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan program.

“Melalui kemitraan bersama Google Indonesia, Kemdikbudristek mendukung visi Bangkit untuk mencetak talenta digital berkualitas tinggi, khususnya untuk perusahaan global dan startup. Bangkit telah melibatkan 500 kampus di Indonesia untuk mengirimkan mahasiswa mengikuti pembelajaran terstruktur dan daring selama 900 jam,” ujar Prof. Abdul Haris, Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek RI.

“Kami berharap para peserta dapat mempelajari dan mengembangkan teknologi canggih berbasis AI untuk kemajuan Indonesia,” tambahnya.

Adhiguna Kuncoro, staff research scientist, Google DeepMind mencontohkan bagaimana keahlian AI tidak hanya diperlukan bagi mereka dari latar belakang IT. Ide-ide kreatif menciptakan model AI baru yang solutif juga datang dari lintas bidang.

“Tidak semua orang harus menjadi menjadi AI expert yang membuat model AI. Keberagaman latar belakang justru menjadi kesempatan besar untuk berkolaborasi. Misalnya, seorang domain expert di bidang ekonomi berkolaborasi dengan AI expert untuk menciptakan model AI yang mampu memprediksi tingkat inflasi di Indonesia,” terang Adhi.

Sejak tahun 2020, program Bangkit telah diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari perempuan, non IT, dan mahasiswa vokasi.

Di tengah transformasi digital yang semakin pesat, representasi dan keberagaman sangatlah penting. Google yakin bahwa perkembangan AI yang positif, inklusif, etis, dan bertanggung jawab akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Juga: Daftar Lengkap HP Android yang Tak Dapat Pembaruan OS Android 15

Baca Juga: Engineering di GoTo Pakai GitHub Copilot untuk Dorong Produktivitas