Lembaga riset IDC melaporkan Huawei merajai pasar perangkat wearable smartwatch dan smartband secara global pada kuartal II-2024 (April-Juni). Pangsa pasar Huawei meningkat sebesar 42 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan pengiriman 8,9 juta unit, sehingga menguasai 20,3 persen pasar.
China menjadi pasar utama Huawei dengan 6 juta unit smartwatch dan smartband yang dikirimkan, sehingga Huawei menguasai 38,4 persen pangsa pasar di negara tersebut. Kesuksesan ini didorong oleh peluncuran Watch Fit 3 pada Mei, yang memiliki desain mirip Apple Watch. Di Indonesia, Watch Fit 3 dijual seharga Rp 2 juta.
Selain di China, pangsa pasar Huawei juga meningkat di kawasan seperti Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Dalam laporan yang sama, Xiaomi berada di peringkat kedua dengan pangsa pasar 13,5 persen dan pengiriman 5,9 juta unit, berkat kontribusi besar dari wearable Redmi dan dua produk premiumnya, Watch S3 dan Watch 2.
Apple berada di posisi ketiga dengan pangsa pasar 13,1 persen dan pengiriman 5,7 juta unit, namun mengalami penurunan 12 persen dibanding tahun sebelumnya, diperkirakan akibat persaingan ketat dengan vendor asal China. Samsung dan BBK, induk perusahaan Oppo, Realme, Vivo, iQoo, dan OnePlus, masing-masing menempati posisi keempat dan kelima dengan pangsa pasar 7,6 persen dan 6,6 persen.
Secara total, IDC memperkirakan pengiriman perangkat wearable di seluruh dunia mencapai 43,7 juta unit pada kuartal II-2024, sedikit turun dari 44 juta unit pada periode yang sama tahun lalu.
HP Layar Lipat Tiga
Mirip Tablet, HP Layar Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Punya Asisten AI
Huawei baru saja meluncurkan Huawei Mate XT Ultimate, HP layar lipat tiga pertama di dunia. Meskipun memiliki desain yang rumit, perangkat itu tetap ramping dan dapat dibuka hingga ukuran 10,2 inci. Dengan melipat sebagian layarnya, pengguna bisa mengubahnya menjadi ponsel 7,9 inci atau 6,4 inci yang lebih kompak. Ketebalannya hanya 3,6 mm saat dibuka, dengan berat 298 gram. Hal itu membuat dimensi Huawei Mate XT Ultimate mirip dengan tablet yang beredar di pasar sekarang.
"Inovasi teknologi yang konstan merupakan kekuatan pendorong utama dalam pengembangan HP layar lipat, sebuah segmen industri yang sangat padat teknologi," kata Yu Chengdong (Direktur Eksekutif Huawei).
Huawei Mate XT Ultimate mengusung layar LTPO OLED fleksibel dengan refresh rate 120 Hz dan mendukung 10 miliar warna. Resolusi layar itu dapat disesuaikan tergantung pada konfigurasi lipatan. Huawei juga mengklaim telah meningkatkan kualitas gambar dengan teknologi AI.
Dari segi kamera, HP itu mengadopsi pengaturan dari Huawei Mate X5, termasuk kamera utama 50 MP dengan PDAF dan OIS. Selain itu, ada lensa telefoto 12 MP, kamera ultra-lebar 12 MP, dan kamera depan 8 MP untuk swafoto. HP itu mempunyai sistem engsel ganda yang diadopsi dari stasiun luar angkasa Tiangong memungkinkan pelipatan tanpa celah.
Huawei Mate XT Ultimate mengusung teknologi AI dengan RAM 16 GB. Huawei juga memasang asisten suara berbasis AI Xiaoyi, yang dikenal secara internasional sebagai Celia ke dalam HP layar lipat itu. Berkat kehadiran fitur AI, HP itu memiliki fitur-fitur seperti konversi suara ke teks, layar terpisah otomatis, terjemahan dokumen waktu nyata, dan penyuntingan foto.
HP itu mengusung sistem operasi HarmonyOS 4.2 dan memiliki baterai berkapasitas 5.600 mAh yang mendukung pengisian daya kabel 66W, pengisian nirkabel 50W, serta pengisian terbalik. Huawei Mate XT Ultimate hadir dalam varian warna hitam dan merah, dengan harga mulai dari Rp43 juta hingga Rp51 juta tergantung kapasitas memori. Huawei meluncurkan HP itu di Shenzhen dan memperkenalkan inovasi seperti engsel ganda dan teknologi pelipatan layar. Pasar HP lipat di China terus berkembang pesat, dengan peningkatan pengiriman sebesar 114,5% pada 2023 menurut IDC.
Baca Juga: Berapa Harga Flagship iPhone 16 Series di Singapura dan Malaysia?