Find Us On Social Media :

Tingkatkan Keterampilan Digital, AI Sukses Jadi Guru di Sekolah Italia

By Adam Rizal, Minggu, 15 September 2024 | 09:30 WIB

Ilustrasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan

Italia mulai mengadopsi teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sebagai asisten guru di sekolah-sekolah. Hal itu sebagai bagian dari inisiatif pemerintah untuk mengatasi kesenjangan keterampilan digital yang dimiliki negara tersebut dibandingkan negara-negara Uni Eropa lainnya.

Menteri Pendidikan Italia Giuseppe Valditara menggunakan uji coba perangkat lunak berbasis AI akan dilaksanakan di 15 kelas yang tersebar di empat wilayah, dimulai pada tahun ajaran baru. "AI ini akan membantu guru dalam mengidentifikasi metode pengajaran yang lebih efektif serta memfasilitasi proses belajar bagi siswa melalui tablet dan komputer di kelas," katanya.

Italia dikenal memiliki skor keterampilan digital yang rendah di antara negara-negara Uni Eropa, hanya berada di atas Latvia, Polandia, Bulgaria, dan Rumania, menurut data Eurostat. Walaupun detail lebih lanjut mengenai program ini masih terbatas, uji coba tersebut dinilai sebagai langkah menjanjikan. Francesca Bastagli, Kepala Penelitian di Fondazione Agnelli, menyatakan bahwa uji coba ini dapat memberikan wawasan mengenai efektivitas AI dan langkah-langkah yang diperlukan untuk implementasi lebih luas di masa depan.

"Mudah-mudahan, teknologi AI ini akan memberi tahu kita apa yang berhasil dan apa yang dibutuhkan untuk peluncuran alat AI di masa mendatang di sekolah agar inklusif dan efektif," katanya dalam Bangkok Post dikutip Sabtu 

Italia bukan negara pertama yang mengintegrasikan AI dalam pendidikan. Jepang, Korea Selatan, dan Singapura telah lebih dulu mengimplementasikannya dalam kurikulum sekolah. Sementara itu, China memanfaatkan AI dalam ujian nasional Gaokao untuk mencegah kecurangan. Sistem AI dipasang di ratusan lokasi ujian untuk mendeteksi perilaku mencurigakan, meskipun keputusan akhir masih berada di tangan manusia.

"(Kita harus) secara aktif mempromosikan pemeriksaan AI secara real-time di ruang ujian dan ruang rahasia, untuk lebih memperkuat sistem teknologi tinggi yang mencegah kecurangan," kata kementerian dilansir dari South China Morning Post.

Meskipun pemeriksaan keamanan dan pengawasan online telah dilakukan di lokasi ujian sejak tahun 2013, masih ditemukan beberapa kasus kecurangan. Pada tahun 2021, seorang kandidat mengunggah foto soal matematika ke aplikasi pencarian selama masa ujian. AI dipasang di 386 lokasi pemeriksaan untuk mendeteksi kecurangan, plagiarisme, dan perilaku abnormal lainnya melalui data gambar dan video. Jika kecurangan terdeteksi, sistem segera memicu alarm yang memperingatkan supervisor untuk mengambil tindakan.

Baca Juga: Berapa Harga Flagship iPhone 16 Series di Singapura dan Malaysia?