Find Us On Social Media :

GSMA Prediksi Jaringan 5G di Indonesia Capai 32% di Tahun 2030

By Dayu Akbar, Senin, 16 September 2024 | 16:45 WIB

Digital Nations Summit yang diselenggarakan oleh KOMINFO

Laporan “Mobile Economy Asia Pacific 2024” terbaru dari GSMA menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler dan potensi besar untuk pertumbuhan di masa depan. Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar smartphone terbesar kedua di Asia Pasifik dengan 387 juta koneksi smartphone, membuka berbagai layanan digital baru dan meningkatkan produktivitas ekonomi.Berdasarkan laporan GSMA Intelligence, meskipun jaringan 5G masih dalam tahap awal perjalanannya di Indonesia, rencana ambisius pemerintah dan operator mengindikasikan bahwa lebih dari 32% koneksi akan menggunakan 5G pada tahun 2030. Sekitar 67% koneksi diperkirakan akan menggunakan 4G pada tahun 2030 dengan 94% populasi menggunakan smartphone.

Hal ini diungkap melalui Digital Nations Summit yang diselenggarakan oleh KOMINFO. Acara ini sendiri menyediakan platform untuk membahas ambisi digital Indonesia dan peran teknologi seluler yang menampilkan pidato kunci, diskusi panel, dan sesi yang berfokus pada masa depan lanskap digital Indonesia.Dr. Ir. Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, mengatakan: “Selain Roadmap Spektrum IMT Indonesia yang penting, yang merupakan bagian sentral dari strategi transformasi digital kami, fokus pada pengembangan dan pelepasan pita frekuensi utama untuk memungkinkan layanan canggih seperti 5G.” “Kolaborasi dengan pemangku kepentingan adalah salah satu strategi penting untuk membangun kerangka kerja yang komprehensif bagi visi digital Indonesia dalam pengembangan dan penggunaan teknologi digital di seluruh Indonesia. Dengan ini, kami meletakkan dasar untuk peluncuran 5G yang mulus dan seterusnya, menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam ekonomi digital global,” lanjutnya. Pada Digital Nations Summit, KOMINFO menandatangani Nota Kesepahaman dengan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII) untuk mempercepat transformasi digital di seluruh industri Indonesia. Hal itu akan dicapai melalui penggunaan 5G dengan menghubungkan penyedia solusi dengan pengguna, serta mendorong kolaborasi untuk mengembangkan ekosistem perangkat teknologi digital dan mendukung pengembangan industri domestik.

Julian Gorman, Head of APAC GSMA

Julian Gorman, Head of APAC di GSMA, mengatakan: “Indonesia memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan industrinya harus bersaing secara global untuk ekspor dan investasi. Di seluruh dunia, 5G merevolusi cara sektor industri yang menjadi inti pertumbuhan Indonesia beroperasi dan dapat membuka peningkatan produktivitas ekonomi yang kuat.”“Dampak transformasional yang dimiliki teknologi seluler termasuk 5G terhadap industri menekankan pentingnya Indonesia untuk membina dan mendorong ekosistem yang dinamis guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong inovasi,” lanjut Julian.Teguh Prasetya, Ketua Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), menekankan perlunya pendekatan kolaboratif untuk mencapai tujuan transformasi digital. Dia mengatakan: "Komitmen dari sektor publik dan swasta bukan hanya penting, tetapi juga esensial untuk mewujudkan Indonesia yang produktif dan maju secara digital. Melalui upaya kolektif, kita dapat memanfaatkan potensi penuh 5G dan teknologi seluler lainnya untuk mendorong inovasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi semua." Prasetya juga menyoroti bahwa transformasi digital ini akan memberikan solusi yang lebih baik dalam industri seperti pertanian dan kesehatan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat Indonesia.Melihat ke masa depan, Teguh mengulangi visi jangka panjang untuk Indonesia, menekankan pentingnya inklusivitas dalam revolusi digital. "Tujuan kami adalah memastikan bahwa setiap daerah di Indonesia mendapat manfaat dari kemajuan ini, dari pusat-pusat perkotaan hingga daerah paling terpencil. Dengan cara ini, kami dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan makmur, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045." Upaya gabungan dari regulator dan industri akan meletakkan dasar bagi kepemimpinan Indonesia dalam ekonomi digital global, memastikan bangsa yang tangguh dan siap menghadapi masa depan.