Find Us On Social Media :

Bagaimana Teknologi AI Mengubah Industri Game di Masa Depan?

By Adam Rizal, Rabu, 2 Oktober 2024 | 11:30 WIB

Ilustrasi Gamer.

Diskusi seputar peran AI generatif dalam industri game semakin hangat menjelang berakhirnya Tokyo Game Show (TGS) 2024. Pengembang game semakin mengandalkan AI untuk pembuatan konten secara prosedural, meningkatkan perilaku karakter non-pemain (NPC), serta mengotomatiskan proses backend seperti jaminan kualitas dan pengoptimalan server, seperti dilansir Japantoday.

Sebagian pengembang antusias dengan potensi AI dalam mendorong batasan desain game. Sedangkan, pengembang lainnya  khawatir hal ini dapat mengurangi kreativitas dan elemen manusiawi. Meski ada kritik, banyak pelaku industri yang sudah menerima AI. "AI sebagai inti bisnis EA, dengan lebih dari seratus proyek AI aktif saat ini," kata CEO EA, Andrew Wilson.

Pada TGS 2024, "AI Technology Pavilion" memperlihatkan masa depan AI dengan perusahaan-perusahaan yang menampilkan alat untuk merampingkan pengembangan, menekan biaya, dan mengurangi ketergantungan pada tim besar. Kiyomichi Arai dari Equinix mengungkapkan bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi pengembangan hingga 100 kali lipat, meski mengingatkan adanya risiko terhadap akurasi output AI. Equinix sendiri berperan dalam mengoptimalkan pusat data dan layanan cloud yang mendukung pengembangan game dan AI.

ZEAL memperkenalkan StoryAI, sebuah platform yang membantu pengembang menyempurnakan elemen naratif dengan menganalisis emosi audiens. Teknologi ini memberi gambaran tentang bagaimana AI bisa mengubah storytelling di masa depan.

Sementara itu, Álvaro Sáez, CEO HechicerIA, startup yang mengubah teks menjadi video 3D menggunakan AI, melihat Jepang sebagai pasar penting untuk masa depan AI. Ia optimis bahwa proses yang sebelumnya memakan waktu lama kini bisa dipersingkat, namun menekankan pentingnya mematuhi regulasi hak cipta.

Meski AI disambut baik oleh sebagian kalangan, beberapa masih ragu. Robert Pontow dari penerbit Beep menyuarakan kekhawatirannya bahwa AI dalam storytelling kreatif dapat menurunkan kualitas karya seni dan narasi, meski AI mungkin berguna untuk produksi konten murah.

Fitur AI

Roblox akan meluncurkan alat AI generatif open-source yang membantu kreator game membangun lingkungan dan objek 3D dengan lebih mudah. Pengguna cukup mengetikkan apa yang mereka inginkan, misalnya "buat lintasan balap" atau "buat pemandangan gurun", dan AI akan menghasilkan model yang sesuai di dalam game. 

Meski belum ada tanggal rilis pasti, alat AI itu akan menjadi "model dasar 3D" dan memberi pengguna kemampuan untuk mengedit, seperti mengubah waktu atau lanskap. Alat AI merupakan bagian dari strategi Roblox yang lebih luas dalam mengintegrasikan AI ke platform mereka. 

Saat ini, perusahaan menggunakan sekitar 250 model AI, termasuk sistem yang memantau obrolan suara secara real-time untuk moderasi konten. Model AI yang dikembangkan oleh Roblox menggunakan pendekatan mirip dengan model bahasa besar (LLM), yang digunakan dalam teknologi seperti ChatGPT. AI ini memprediksi elemen 3D struktural berikutnya dengan mengolah blok 3D sebagai unit numerik. Tantangan muncul dalam mendapatkan data 3D berkualitas tinggi. 

Anupam Singh (Wakil Presiden AI dan Rekayasa Pertumbuhan di Roblox) menjelaskan bahwa kurangnya data pelatihan 3D yang tepat dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat, seperti model hewan dengan kaki terlalu banyak. 

" Kami menggunakan model AI kedua sebagai moderator visual untuk menangkap kesalahan dan memperbaiki hasilnya," ujarnya.

Roblox berencana membuat model dasar 3D ini open-source dan memungkinkan pengembang lain termasuk pesaing, untuk menggunakannya dan mengembangkannya lebih lanjut. Langkah itu dapat memanfaatkan pengetahuan kolektif dari para pengembang AI dan mempercepat inovasi.

Baca Juga: Meski Mahal, Pelanggan Layanan Internet Cepat Starlink Tembus 4 Juta