Laporan terbaru impact.com bersama dengan Cube Asia mengungkap bahwa Indonesia, sebagai pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara, menguasai 42% dari total pasar, jauh melampaui Thailand yang hanya mencapai 16% dan Filipina sebesar 12%.
Berdasarkan survei terhadap lebih dari 400 orang dewasa Indonesia (berusia 18 tahun ke atas), terungkap bahwa Instagram dan YouTube adalah platform yang paling populer, masing-masing dengan tingkat penggunaan 87%, disusul oleh TikTok di angka 77%.
Mega influencer, selebritas, dan makro influencer terbukti memiliki pengaruh besar, dengan 70%, 69%, dan 62% responden mengakui bahwa mereka berperan signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
Berbeda dengan rata-rata di Asia Tenggara, pengaruh rekomendasi influencer lebih kuat di Indonesia, di mana 88% konsumen membeli produk berdasarkan rekomendasi influencer, dibandingkan dengan 82% di tingkat regional.
Influencer memiliki dampak paling besar pada pembelian produk kecantikan (64%) dan fesyen (70%), menegaskan peran penting mereka dalam kedua kategori ini.
"Di Asia Tenggara, lanskap e-commerce berkembang dengan cepat, bukan hanya dalam hal pertumbuhan, tetapi juga dalam kebutuhan akan diferensiasi strategis. Saluran periklanan tradisional semakin kehilangan daya tarik karena konsumen kini lebih tertarik pada konten yang autentik dan menarik. Pemasaran influencer kini bukan lagi sekadar pilihan—melainkan keharusan. Laporan terbaru kami menunjukkan fakta yang jelas: influencer tidak hanya mendorong konversi produk fisik, tetapi juga di sektor-sektor yang berkembang pesat seperti perjalanan online dan layanan berlangganan," ujar Antoine Gross, General Manager Asia Tenggara dan India, impact.com.
"Melalui berbagai survei konsumen dan diskusi dengan pemasar serta pembuat merek ternama, kami menemukan bahwa pengaruh rekomendasi influencer sedang mengubah cara merek berinteraksi dengan audiens mereka di Malaysia dan kawasan lainnya. Kini adalah waktu yang tepat untuk bertindak. Merek yang tidak beralih ke pemasaran influencer berisiko tertinggal,” tambahnya.
Laporan berjudul ‘E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia’ mengupas tentang lanskap e-commerce yang terus berubah di kawasan Indonesia, menyoroti perlunya strategi yang berbeda di tengah dinamika baru, seperti munculnya saluran-saluran baru, platform inovatif, serta perubahan ekspektasi konsumen.
Selain itu, laporan ini juga membahas peran semakin penting pemasaran influencer dalam meningkatkan visibilitas merek dan keterlibatan konsumen di tengah perubahan tersebut.
Baca Juga: Amazon Mau Rekrut 250.000 Pekerja Tambahan untuk Musim Liburan 2024
Baca Juga: Lima Inisiatif Tokopedia & ShopTokopedia untuk Dukung UMKM Batik Lokal