Find Us On Social Media :

Virtus Showcase 2024 Ungkap Strategi AI & Keamanan Siber untuk Bisnis

By Liana Threestayanti, Jumat, 11 Oktober 2024 | 15:30 WIB

Virtus Showcase digelar di Jakarta, bertujuan mengedukasi pelaku bisnis tentang cara AI fasilitasi transformasi bisnis yang berkelanjutan. (Foto ki-ka: Erwin Yusran, Country Lead, Data Center & Compute Solutions, Indonesia, Dell Technologies; Christian Atmadjaja, Direktur Virtus Technology Indonesia; Adi Rusli, Country Manager Indonesia, Palo Alto Networks.

Sukses digelar di Semarang dan Surabaya, acara puncak Virtus Showcase kembali digelar PT Virtus Technology Indonesia (Virtus), di Jakarta, pada Rabu (9/10).

Mengangkat tema “AI-Ready Business: Navigating the Opportunities and Risks for Sustainable Growth," acara tahunan ini bertujuan mengedukasi pelaku bisnis tentang cara kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memfasilitasi transformasi bisnis yang berkelanjutan di Indonesia.

Beberapa pembicara hadir di acara ini, seperti Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, Ketua Umum Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS); Suwandi Ongko, Domain Consultant, ASEAN of Palo Alto Networks; dan Fardy Umar, selaku Sales Engineer Dell Technologies. Para pembicara membahas tantangan dan peluang AI di Indonesia, seperti infrastruktur, keterampilan tenaga kerja, dan regulasi yang masih berkembang. 

Direktur Virtus Technology Indonesia, Christian Atmadjaja, menyatakan bahwa adopsi AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga melibatkan kesiapan organisasi, sumber daya manusia, dan strategi yang matang. 

"Melalui Virtus Showcase 2024, kami ingin membekali bisnis dengan pengetahuan dan solusi yang mereka butuhkan untuk menavigasi masa depan AI dengan lebih percaya diri,” ujar Christian.

Sementara Dr. Lukas, Ketua Umum Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS), menjelaskan bahwa AI memiliki empat elemen utama: prosesor (hardware), algoritma (software), data, dan use case. Untuk memanfaatkan AI, perusahaan harus memastikan investasi pada perangkat keras, algoritma yang tepat, serta data yang akurat.

“Lalu untuk meminimalkan risiko keamanan data, perlu mengintegrasikan keamanan siber dalam pengembangan aplikasi AI melalui framework yang tangguh, seperti DevSecOps, melakukan audit dan uji penetrasi serta simulasi serangan untuk mengidentifikasi potensi kerentanan sistem AI,” Lukas menegaskan.

Terkait keamanan AI, studi terbaru dari Dell Technologies, Innovation Catalyst, menemukan bahwa 73% responden di Indonesia khawatir akan tantangan keamanan dan privasi yang dibawa oleh AI. 

Erwin Yusran, Country Lead, Data Center & Compute Solutions, Indonesia, Dell Technologies menyoroti sifat ganda AI yaitu menghadirkan tantangan tapi juga menawarkan manfaat signifikan dalam keamanan siber.

“Oleh karena itu, para business decision makers dan IT decision makers menekankan bahwa mereka akan memprioritaskan membeli teknologi/aplikasi TI yang sudah memiliki fitur keamanan yang terintegrasi. Keunggulan Dell Technologies adalah kemampuan kami menyediakan solusi keamanan cybersecurity terintegrasi tersebut di produk kami secara end-to-end. Dengan demikian organisasi/perusahaan dapat melindungi diri potensi ancaman keamanan, memastikan ketahanan operasional dan keberlangsungan usaha mereka” papar Erwin.

Di sisi lain, AI juga semakin dilihat sebagai alat penting dalam upaya meningkatkan keamanan siber. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk mendeteksi ancaman dengan lebih cepat dan akurat, bahkan sebelum ancaman tersebut berkembang menjadi serangan besar. Melalui analisis data yang mendalam dan otomatisasi, AI dapat membantu mengidentifikasi pola yang mencurigakan serta merespons ancaman siber secara real-time.

“Pertumbuhan eksponensial ancaman dunia maya, yang diperkuat oleh kekuatan transformatif AI, telah mengubah taktik yang digunakan oleh para pelaku ancaman. Untuk mempertahankan postur keamanan yang proaktif, perusahaan perlu melawan serangan yang didukung AI dengan keamanan siber bertenaga AI. Hal ini melibatkan pengintegrasian AI ke dalam perangkat keamanan untuk meningkatkan prediksi, deteksi, dan mitigasi serangan yang canggih.” jelas Adi Rusli, Country Manager Indonesia, Palo Alto Networks.