Find Us On Social Media :

Jobstreet: AI Bantu Pekerja Indonesia Lebih Efisien dan Produktif

By Adam Rizal, Kamis, 31 Oktober 2024 | 09:30 WIB

Ilustrasi Profesi di Bidang AI (Artificial Intelligence).

Dalam setahun terakhir, AI telah menjadi salah satu topik hangat di Indonesia, memicu perbincangan luas tentang dampaknya terhadap dunia kerja. Jobstreet by SEEK merespons fenomena ini dengan meluncurkan gerakan #NextMillionJobs beberapa waktu lalu, sebagai upaya untuk menciptakan satu juta lowongan pekerjaan baru dalam satu tahun. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada penambahan jumlah lowongan pekerjaan, tetapi juga berkontribusi untuk meningkatkan keterampilan kompetitif para pencari kerja dan membantu perusahaan lebih memahami dinamika pasar tenaga kerja. 

Kali ini, Jobstreet by SEEK menggandeng Boston Consulting Group (BCG), The Network, dan The Stepstone Group untuk meluncurkan laporan eksklusif kedua dari Decoding Global Talent yang mengangkat tema Perubahan Cara Kerja di Era GenAI. Laporan ini memberikan wawasan penting mengenai preferensi karier serta dampak teknologi Generative AI (GenAI) dalam membantu pencari kerja dan perusahaan menavigasi perubahan di era digital yang terus berkembang. 

Dengan survei global yang mencakup lebih dari 180 negara dan melibatkan 150,735 responden, termasuk 19,154 tenaga kerja Indonesia, laporan ini memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana kecerdasan buatan telah merevolusi lanskap pekerjaan. Temuan ini sangat relevan terutama bagi generasi produktif yang kini berada di garis depan perubahan ini. 

Dengan fokus pada preferensi karier, dampak GenAI, dan strategi adaptasi, Decoding Global Talent  2024: GenAI Edition ini dapat menjadi panduan penting bagi perusahaan dan pekerja untuk beradaptasi dengan era GenAI yang menawarkan tantangan sekaligus peluang. Hal ini juga sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja baru.

Adopsi dan Pemanfaatan GenAI di antara Pekerja Profesional Indonesia

Laporan Decoding Global Talent 2024: GenAI Edition mengungkap bahwa adopsi GenAI di antara pekerja di Indonesia memperlihatkan pertumbuhan positif yang menjanjikan. Dengan 38% pekerja menggunakan GenAI setiap bulannya, Indonesia bersaing dengan angka rata-rata global 39%. Angka ini mencerminkan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam mengintegrasikan teknologi terdepan ini di dunia kerja. 

Pertumbuhan adopsi GenAI di Indonesia sejalan dengan implementasi Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial, terutama dalam pilar pengembangan sumber daya manusia. Fokus pada peningkatan keterampilan digital pekerja telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penerimaan teknologi baru seperti GenAI.

Selain itu, laporan eksklusif ini mengungkap bahwa pekerja Indonesia semakin akrab dengan AI yang tidak lagi terbatas pada lingkungan kerja untuk meningkatkan produktivitas sehari-hari, namun telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka, termasuk dalam hal pengembangan diri.

Lebih dari separuh responden di Indonesia telah menggunakan GenAI sejak tahun 2023. Hal ini menunjukkan potensi dan adopsi AI yang cukup baik di kalangan pekerja Indonesia. Sebesar 88% pekerja Indonesia telah mendengar tentang AI dan 38% telah memanfaatkan AI ke dalam rutinitas kerja mereka. Sejalan dengan tren global, para pekerja di Indonesia menggunakan AI untuk studi dan riset (41%), mengerjakan tugas kreatif seperti menulis (41%) dan 37% untuk tugas administratif. Selain itu, 48% menggunakan GenAI untuk pengembangan keterampilan, mendapatkan pengetahuan umum (46%), dan menerjemahkan bahasa (36%). Transformasi ini mencerminkan kemampuan pekerja untuk beradaptasi dan berkembang di era digital.

Sawitri (Country Head of Marketing, Jobstreet by SEEK) mengatakan survei terbaru menemukan bahwa manfaat terbesar GenAI bagi para pekerja profesional di Indonesia adalah kemampuannya untuk membantu efektivitas pekerja dalam keseharian mereka. Misalnya, sekitar 53% responden merasa bahwa GenAI membantu mereka dalam menghemat waktu dan 47% melihat bahwa GenAI berperan besar dalam memenuhi deadline pekerjaan mereka dengan lebih efisien. 

"Faktanya, hampir setengah dari pekerja Indonesia secara aktif memodifikasi output GenAI menunjukkan tingkat kemandirian dan kepercayaan diri yang tinggi dalam menggunakan teknologi ini. Mereka tidak hanya pasif menerima output AI, tetapi juga proaktif dalam mengolah dan menyempurnakannya," ujarnya.

Laporan eksklusif ini juga melihat adanya tiga persona utama yang ditunjukkan oleh pekerja Indonesia dalam penggunaan AI generatif dalam profesi mereka. Sebesar 18% pekerja di bidang teknologi informatika menggunakan GenAI sebagai “rekan” di mana pekerja tetap melakukan kebanyakan pekerjaan sendiri. 

Di sisi lain, sebanyak 7% pekerja di sektor pemasaran dan media, secara strategis menjadikan diri mereka sebagai “GenAI Expert” yang akan melakukan review hasil dari GenAI dan melakukan perubahan yang diperlukan. Sedangkan, 7% dari pekerja di sektor administrasi dan sekretariat menjadi “GenAI Taskmaster”. 

Banyak pekerja profesional Indonesia menyadari pentingnya meningkatkan keterampilan mereka dalam memanfaatkan GenAI, meskipun tantangan dalam hal pelatihan terstruktur dan akses ke sumber daya memadai masih ada untuk memaksimalkan potensi GenAI. 

Baru-baru ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa perkembangan teknologi ini diperkirakan akan menciptakan 67 juta pekerjaan baru di Indonesia. Jobstreet by SEEK mencatat bahwa 72% pekerja di Indonesia siap belajar keterampilan baru untuk bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif, termasuk memahami GenAI. 

Baca Juga: OpenAI dan Microsoft Siapkan Dana Rp156 Miliar Revolusi Jurnalisme AI