Find Us On Social Media :

Microsoft Blokir 7.000 Serangan Kata Sandi Tiap Detik Tahun Ini

By Adam Rizal, Sabtu, 2 November 2024 | 13:00 WIB

Ilustrasi Cyber Attack (Serangan Siber)

Microsoft baru-baru ini merilis Digital Defense Report 2024, sebuah laporan tahunan yang memberikan perkembangan terbaru lanskap keamanan siber global. Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering. 

Panji Wasmana (National Technology Officer Microsoft Indonesia) mengatakan  keamanan siber adalah sebuah team sport di mana semua orang, tidak hanya tim IT, mengambil peranan penting di dalamnya. Sebagai bagian dari kerja sama tim ini, setiap individu perlu memiliki pemahaman dan menjalankan praktik keamanan siber yang mumpuni. Misalnya, dengan menerapkan prinsip-prinsip Zero Trust seperti selalu lakukan verifikasi secara eksplisit, berikan akses terhadap data/perangkat hanya kepada orang yang benar-benar memerlukan, dan selalu asumsikan terjadinya breach. 

"Tidak lupa, implementasikan passkey, sebuah metode autentikasi dengan kunci digital pribadi yang dilindungi oleh data biometrik (seperti wajah dan sidik jari) atau pin, yang lebih aman daripada password," ujarnya.

Serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, serangan berbasis kata sandi (password) masih menjadi bentuk serangan identitas yang paling banyak terjadi. Data dari Microsoft Entra menunjukkan, terdapat lebih dari 600 juta serangan terhadap identitas setiap harinya, dengan  99% di antaranya menyerang password pengguna. Di sisi lain, Microsoft telah memblokir 7.000 serangan kata sandi setiap detiknya dalam kurun waktu setahun terakhir. 

Para pelaku kejahatan siber pun terus memperbarui serangan mereka, misalnya dengan AiTM Phishing Attack (Adversary-in-the-Middle), sebuah teknik serangan phishing di mana penyerang menempatkan diri mereka di antara pengguna dan layanan otentikasi yang sah. Tujuannya mengakses akun pengguna tanpa perlu memasukkan kata sandi atau melewati otentikasi multifaktor (MFA) yang mungkin diaktifkan.

Pembelajaran: 

Baca Juga: Konsumen Siap Bayar Lebih untuk Berbelanja Berbasis AI di Lazada