Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada awal tahun 2025 memberikan dukungan terhadap inisiatif pemerintah dalam menyediakan perumahan bagi masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah, melalui program penyediaan 3 juta unit rumah.
Kebijakan ini mendapatkan respons positif dari sektor paylater sebagai salah satu metode penyaluran kredit.
Namun, calon debitur perlu memperhatikan beberapa faktor krusial untuk meningkatkan peluang persetujuan pinjaman. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Manajemen Status SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan)
SLIK merekam riwayat kredit debitur di bank dan lembaga keuangan lainnya.
Meskipun bukan satu-satunya faktor penentu, skor SLIK yang baik (dengan pembayaran tepat waktu dan tanpa tunggakan) sangat penting.
Setelah pelunasan, debitur perlu memastikan status SLIK diperbarui dan mendapatkan surat pelunasan.
2. Kredibilitas dan Kapasitas Pembayaran
Calon debitur harus menunjukkan kemampuan finansial yang stabil dan kredibel.
Terlebih pagi pekerja di sektor teknologi, di mana sering kali memiliki penghasilan yang fluktuatif.
Disarankan untuk membatasi total cicilan bulanan maksimal 30% dari pendapatan.
Pemberi kredit mungkin memerlukan jaminan sebagai bentuk pengamanan.
Penyedia layanan paylater akan menerapkan manajemen risiko yang ketat dalam proses pemberian kredit.
Asosiasi Pembiayaan Perusahaan Indonesia (APPI) menekankan komitmen industri paylater untuk menyediakan pembiayaan yang terjangkau dan terpercaya, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Itu saja ulasan cara mendapatkan rumah dari pemerintah bila menggunakan paylater.
Dalam mengambil keputusan finansial, pertimbangkan faktor-faktor makroekonomi dan tren industri teknologi yang dapat memengaruhi stabilitas pendapatan.
Semoga informasi ini bermanfaat.