Banyak sekali metode serangan siber untuk mengelabui korban, bisa menggunakan malware, ransomware dan phising.
David Rotaro, (Murid SMA Ygnacio Valley High School, California, Amerika Serikat) menggunakan metode phishing untuk mengakses sistem komputer sekolah dan mengubah nilai beberapa murid.
Rotaro membuat situs palsu yang terlihat sama persis dengan situs asli milik sekolahnya. Setelah itu, Rotaro mengirimkan email palsu kepada para guru sekolah untuk mengakses akun mereka di situs palsunya.
Ada satu guru yang tertipu dan memasukkan informasi login dan password mereka. Setelah mendapatkan login dan password guru itu, Rotaro pun menggunakan informasi itu untuk mengakses jaringan Mount Diable Unified School District IT dan mengubah nilai beberapa murid.
Rotaro mengerjai beberapa temannya dengan menurunkan nilainya. Bahkan, ada laporan ia juga mengubah nilainya sendiri. "Kami percaya, nilai dari 10 sampai 15 murid diubah, tapi kami masih melakukan penyelidikan," kata Sersan Carl Cruz pada KTVU seperti dikutip Engadget.
Pihak polisi melacak alamat IP email phishing itu dan menuntun ke rumah Rotaro. Di sana, anjing polisi menemukan sebuah USB yang disembunyikan di dalam kotak tisu.
Pihak sekolah pun menskors Rotaro dan menunggu tanggal diadili. Ia pun telah meminta maaf dan ingin bekerja di bidang IT di masa depan. "Saya ingin menunjukkan betapa lemahnya keamanan sistem komputer sekolahnya," pungkas Rotaro.