Saat ini Facebook sedang melawan dan memblokir setiap konten-konten negatif seperti radikalisme, kebencian, hoax dan pornografi termasuk konten bugil dari platformnya.
Sheen Handoo (Content Public Policy Facebook APAC) mengatakan Facebook tidak melarang postingan konten-konten bugil di platform-nya, asal konten-konten bugil itu termasuk dalam kategori seni lukis, fotografi, ibu menyusui, hasil operasi, dan aksi bugil ketika demonstrasi.
"Setelah ada insiden pemerkosaan dan pembunuhan gadis di Manipur oleh pasukan India. Para wanita melakukan demonstrasi dan telanjang di depan markas pasukan paramiliter India di Manipur. Hal itu terlihat dari foto demonstrasi yang diambil di India pada awal 2000-an," kata Handoo.
Di samping aksi demonstrasi, Facebook juga memperbolehkan foto bugil para perempuan yang sedang menyusui dan menampilkan hasil prosedur mastektomi atau pengangkatan payudara.
"Selanjutnya adalah ibu yang sedang menyusui. Itu tidak ada konteks seksualnya. Dan contoh lainnya adalah hasil mastektomi. Bila wanita menunjukan hasilnya setelah operasi, maka tetap diizinkan," tambah Sheen.
Facebook juga mengizinkan gambar bugil yang mempunyai konteks seni seperti lukisan. Namun, kelonggaran itu tidak berlaku bagi lukisan atau foto telanjang yang memang untuk tujuan porno.
Facebook pun akan menerima laporan pengguna yang terganggu pada konten tersebut tetapi Facebook tidak akan menghapusnya hanya memberikan "tirai" sehingga pengguna bisa mengklik terlebih dulu sebelum bisa melihatnya.
Meskipun Facebook memberikan sedikit kelonggaran terkait postingan pornografi, Facebook akan terus berkomitmen membasmi konten-konten pornografi terkait kekerasan dan eksploitasi seksual
"Pada dasarnya kami menghapus konten yang menyiarkan, menggambarkan, mempromosikan, dan mengancam adanya kekerasan atau eksploitasi seksual," kata Sheen.
Sheen juga mengatakan Facebook mengizinkan korban kekerasan seksual berbagi cerita tentang derita yang mereka alami. "Kami mengizinkan korban-korban pelecehan seksual untuk berbagi kisah mereka tentang pelecehan dan penganiayaan," ujarnya Sheenn.