Bank OCBC NISP hari ini mengumumkan transformasi digitalnya dengan mengadopsi teknologi Office 365 untuk meningkatkan produktivitas dan daya saingnya di Indonesia.
David Formula (Executive Vice President IT Bank OCBC NISP) mengatakan Bank OCBC NISP mengimplementasikan Office 365 sebagai langkah strategis untuk meningkatkan transformasi perusahaan dan menjawab kompetisi serta lebih Agile (tangkas) menghadapi perubahan zaman.
"Digitalisasi industri perbankan terbukti dapat mengatasi berbagai permasalahan. Dengan bantuan Microsoft Indonesia, Bank OCBC NISP dapat memulai perjalanan transformasi digitalnya dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasaran," katanya di Jakarta, Rabu.
OCBC NISP fokus menciptakan produk customer centric dan inovasi layanan untuk mempercepat laju bisnis. Dengan menggunakan teknologi yang tepat, OCBC NISP melakukannya dengan lebih cepat, kolaboratif, dan efisien.
"Sebagai sebuah bank, kami melihat disrupsi teknologi bukan sebagai ancaman, melainkan sebuah peluang. Kami ingin setiap pekerja memiliki pola pikir digital yang dapat membantu perusahaan memiliki daya saing di era disruptif ini, sambil juga memprioritaskan keamanan dan kepercayaan pelanggan," ujarnya.
Untuk menjawab tantangan, kata David, OCBC NISP menggunakan Microsoft 365. Ini adalah solusi yang menggabungkan Office 365, Windows 10, dan Enterprise Mobility + Security. Melalui solusi ini, seluruh karyawan OCBC NISP di Indonesia kini dapat berkolaborasi pada perangkat apapun, kapanpun, dan dimanapun.
Haris Izmee (Direktur Utama Microsoft Indonesia) melihat ancaman keamanan siber tidak dapat diabaikan dan penipuan adalah ancaman utama setiap bank saat ini. Microsoft memiliki sistem keamanan yang canggih untuk menjaga keamanan data.
"Microsoft telah berinvestasi lebih dari USD 1 miliar setiap tahunnya pada riset dan pengembangan keamanan siber selama bertahun-tahun, untuk memastikan pelanggan kami tetap terlindungi," ujar Haris.
Hasil Riset
Microsoft mengungkapkan para pimpinan bisnis di Industri Jasa Keuangan di Asia Pasifik sedang menyambut Revolusi Industri 4.0. Sebanyak 81 persen perusahaan sadar harus melakukan transformasi digital dan baru 31 persen perusahaan yang memiliki strategi digital penuh saat ini.
Studi Microsoft Asia Workplace 20201 menunjukkan bahwa 85 persen responden di Indonesia menganggap diri mereka sebagai pekerja mobile dan menghabiskan 20 persen waktu bekerja di luar kantor. Akan tetapi hanya 58 persen koresponden yang diberdayakan oleh budaya organisasi dan manajer untuk bisa bekerja bersama secara produktif dan kolaboratif.
Haris mengatakan setiap perusahaan harus memberdayakan tenaga kerja mereka dengan budaya, kebijakan, infrastruktur dan peralatan yang tepat untuk memaksimalkan potensi mereka.
"Setiap pemimpin perusahaan harus mengevaluasi dan mengimplementasi setiap perubahan untuk menghadapi tantangan budaya dan manajemen, yang menghambat setiap pekerja untuk bekerja tanpa hambatan, dari manapun mereka berada," katanya.