Find Us On Social Media :

AS Perketat Visa Mahasiswa S2 Tiongkok yang akan Belajar Teknologi

By Adam Rizal, Sabtu, 2 Juni 2018 | 16:00 WIB

Ilustrasi Imigrasi AS

Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Departemen Luar Negeri AS memperketat peraturan imigrasi yang memangkas masa berlaku visa mahasiswa S2 Tiongkok menjadi satu tahun, jika mereka belajar di bidang robotik, penerbangan, dan manufaktur teknologi tinggi.

Ketiga bidang itu sedang menjadi fokus nasional di Tiongkok.

Peraturan yang mulai berlaku pada 11 Juni 2018 itu tampak diskriminatif dan berbeda dari kebijakan sebelumnya yang memberikan visa selama mungkin (tidak dibatasi) kepada mahasiswa.

Peraturan terbaru itu terkuak lewat instruksi yang dikirimkan pemerintah AS ke kedutaan besar dan konsulat mereka. AS akan meninjau dan memperketat prosedur visa untuk melindungi hak kekayaan intelektual AS dari pencurian.

Kebijakan pemerintahan Trump itu bertujuan untuk menghambat Tiongkok meraih swasembada teknologi dan merajai teknologi global karena Teknologi merupakan elemen penting dalam program Made in China 2025.

Selain mahasiswa S2, warga Tiongkok yang bekerja sebagai peneliti dan manajer perusahaan yang menginginkan visa harus melewati proses persetujuan yang panjang dari berbagai badan berwenang AS.

Diperkirakan, proses pemberian Visa itu akan selesai dalam waktu sembilan bulan seperti dikutip AP News. Saat ini ZTE dan Huawei berada di bawah pengawasan ketat, maka kemungkinan, perusahaan mobile dan perusahaan yang bekerja di teknologi serupa akan masuk ke dalam daftar tersebut.

Departemen Luar Negeri AS bungkam untuk memberikan keterangan mengenai kebijakan tersebut.