Saat ini banyak vendor smartphone berlomba-lomba mengembangkan baterai berkapasitas dengan teknologi percepat pengisian daya baterai seperti Quick Charge atau Fast Charging.
Umumnya, baterai smartphone membutuhkan waktu dua jam untuk terisi daya penuh. Kehadiran teknologi fast charging akan mereduksi waktu pengisian daya baterai smartphone.
Namun di masa depan, waktu untuk mengisi baterai mungkin lebih cepat lagi. Saat ini ilmuwan Drexel University, Philadelphia, AS sedang mengembangkan baterai smartphone dengan bahan nanomaterial MXene.
Nanomaterial itu berbeda dari material baterai tradisional karena nanomaterial dapat membuka lebih banyak jalur sehingga ion bisa bergerak dengan cepat ke seluruh material.
Bahan material MXene membuat perubahan dalam komposisi elektroda baterai dan proses pengisian. Elektroda adalah tempat energi baterai tersimpan untuk pengisian daya.
MXene sendiri terselip di antara logam oksida dan angatlah konduktif, seperti tembaga dan aluminium yang digunakan pada kabel listrik.
Bahan yang bersifat konduktif sangat penting karena memungkinkan ion melewatinya dengan cepat. Sedangkan, baterai konvensional smartphone yang ada saat ini memiliki proses yang jauh lebih lambat daripada MXene.
"MXene membuat jalur ion untuk lewat lebih banyak dan memungkinkan ion sampai ke port pengisian dengan jauh lebih cepat," kata Profesor Yury Gogotsi (Kepala Penelitian) seperti dikutip Mashable.
Selain itu, MXene memiliki lebih banyak superkapasitor dibanding baterai tradisional dan membuat lebih banyak tempat bagi ion untuk masuk dan meninggalkan baterai, sehingga tingkat efisiensinya makin baik.
Dalam uji cobanya, baterai iPhone dengan material MXene bisa terisi penuh dari keadaan kosong hanya dalam waktu 59 detik. Namun, para peneliti masih membutuhkan beberapa tahun lagi untuk penelitian dan kesiapan industri untuk produksi masal.
Selain itu, MXene juga bisa diaplikasikan untuk baterai laptop dan baterai mobil.