HARA, perusahaan pertukaran data (data exchange) berbasis blockchain mendapat kesempatan tampil sebagai finalis untuk acara Blockshow Oscar Europe 2018.
Sebelumnya, HARA terpilih sebagai pemenang pilihan favorit pengunjung pada acara Blockshow Oscar di Roma, Italia.
Blockshow Europe 2018 menampilkan perkembangan solusi blockchain yang inovatif dan menampilkan lebih dari 80 pembicara internasional serta menghadirkan lebih dari 3,000 pengunjung internasional dari beragam industri yang berbeda.
"HARA menjadi satu-satunya proyek Blockchain Asia yang masuk ke dalam Top 8 Startups berbasis blockchain dalam acara paling bergengsi di Eropa pada akhir Mei ini," kata Regi Wahyu (CEO HARA) dalam siaran persnya, Kamis.
HARA menampilkan penerapan platform pertukaran data terdesentralisasi (decentralized data-exchange platform), mengingat permasalahan ketersediaan informasi yang masih asimetris.
Penetrasi Internet diperkirakan meningkat 60 persen tetapi sebagian besar informasi dan dokumen publik berbentuk konvensional atau offline. Hal itu menjadi hambatan dalam pembuat keputusan bisnis menjadi tidak efisien dan efektif, salah satunya dalam sektor rantai pasok makanan dan pertanian.
Hasil penelitian McKinsey Research 2015, ada sekitar 30 persen dari produksi pertanian dan makanan terbuang sia-sia karena kurangnya informasi dan kerugian sekitar USD 940 miliar setiap tahunnya.
"Kami mulai dengan sektor pangan untuk mengimplementasikan pertukaran data agar data terbaru dapat diakses semua orang. Kami belajar bahwa ini hanya mungkin jika kami menyediakan insentif untuk berbagi data bagi semua pemberi data, termasuk petani," ucapnya.
Karena itu, HARA menghadirkan solusi inovatif untuk mengatasi akar permasalahan dari transparansi, ketersediaan, dan kegunaan data. Tim HARA yang terdiri dari ahli teknologi dan pelaku sosial telah membangun, mengembangkan, dan mengumpulkan data dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Hara memiliki empat pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Keempat pemangku kepentingan terdiri dari: penyedia data (data provider) yang berbagi data mereka di HARA; pembeli data (data buyer) yang membutuhkan data untuk proses pengambilan keputusan; kualifier data (data qualifier) yang menilai data; dan layanan bernilai tambah atau added value yang mengubah data menjadi informasi rujukan dan laporan.
"Siklus dalam Platform HARA ini dapat memberi insentif kepada penyedia data dengan berbagi 80 persen hasil yang diperoleh dari data yang mereka bagi didalam platform," ujarnya.
Tidak berhenti di Eropa, HARA juga menjejakan dan mengenalkan solusi inovatif dengan menjadi satu-satunya proyek blockchain Asia yang diundang menjadi pembicara dalam acara Climate Smart Agriculture (CSA) Summit yang bertempat di Kenya.
CSA Summit menyatukan 300 perwakilan di level-menengah ke atas dari badan-badan PBB, investor, pemerintah, LSM, dan mitra sektor swasta untuk mengeksplorasi implementasi dan inovasi terbaik untuk CSA di Afrika sebagai pondasi untuk proyek di masa mendatang.
"HARA menyediakan informasi terkait rantai pasok makanan dengan menghubungkan semua data dan melibatkan para pemain di sektor pangan dan pertanian, tidak terkecuali dari masyarakat," pungkasnya.