Find Us On Social Media :

Foxconn Resmi Bangun Pabrik LCD di AS dengan Investasi USD10 Miliar

By Adam Rizal, Senin, 2 Juli 2018 | 14:00 WIB

Donald Trump (Presiden AS) resmi melakukan ground breaking pembangunan pabrik Foxconn di AS

Akhirnya, pabrikan perakitan smartphone Foxconn menepati janjinya untuk membangun pabrik di Mount Pleasant, Wisconsin, Amerika Serikat (AS).

Bahkan, Donald Trump (Presiden AS) ikut melakukan prosesi groundbreaking pembangunan pabrik Foxconn terseut.

Perusahaan manufaktur yang berkantor pusat di Taiwan itu mengucurkan dana hingga USD 10 miliar untuk pembangunan pabrik di AS. Rencanya, pabrik Foxcon itu memiliki luas 1,9 juta meter persegi dan akan memproduksi layar LCD serta memperkerjakan 13 ribu orang.

Trump mengatakan kebijakan Foxconn yang membangun pabrik di Amerika Serikat merupakan lompatan besar dan jadi permulaan untuk hadirnya investasi asing di AS.

"Tidak ada tempat yang lebih baik untuk membangun, memperkerjakan dan berkembang dari pada di sini, di Amerika Serikat," kata Trump seperti dikutip CNET.

Selain pabrik, Foxconn juga akan membeli gedung WaterMark di pusat kota Green Bay, Wisconsin yang memiliki 6 lantai dan luas 6.968 meter persegi. Foxconn akan menggunakan gedung itu pusat inovasi teknologi layar 8K dan jaringan 5G. Rencananya, Foxconn akan mempekerjakan 200 orang di gedung tersebut.

"Divisi inovasi ini akan memainkan peran kunci untuk menciptakan ekosistem AI 8K + 5G yang dinamis di AS, dengan Wisconsin di jantung visi ini," kata Terry Gou (Pendiri dan CEO Foxconn).

Untuk terealisasinya pembangunan pabrik itu, pemerintah daerah Wisconsin menjanjikan insentif tambahan sebesar 1 miliar dollar AS untuk perusahaan.

Sejak 2012, Foxconn sudah menargetkan pembangunan pabrik di AS karena AS adalah tempat yang strategis dan ada banyak potensi klien disana. Pada 2013, Foxconn sempat menjanjikan investasi sebesar USD30 juta untuk pembangunan pabrik di Pennsylvania tetapi rencana itu tidak terealisasi.

Pembangunan pabrik Foxconn di AS itu memicu kekhawatiran naiknya harga iPhone karena biaya operasional dan biaya upah buruh di AS lebih mahal di banding di Taiwan atau Tiongkok.

Jika biaya operasional pabrik dan produksi tinggi, harga ritel iPhone pun kemungkinan akan menjulang.