Twitter Inc. telah membekukan lebih dari 70 juta akun palsu pada Mei dan Juni 2018 untuk membersihkan bots and trolls di platform.
Dalam bahasa Internet, troll adalah orang yang menabur ketidak-puasan di Internet dengan memulai argumen atau membuat kesal orang lain, melalui pengiriman pesan (posting) pembangkit amarah, yang ditambah-tambah atau yang keluar dari topik di masyarakat dalam jaringan (daring) atau online layaknya kelompok berita, forum, ruang percakapan (chatting), atau blog yang bertujuan menghasut pembaca agar bereaksi secara emosional.
Bot Internasional atau robot jejaring adalah aplikasi perangkat lunak yang mengoperasikan tugas otomatis di Internet. Secara khusus, bots melakukan tugas yang sederhana dan secara struktural berulang.
Beberapa sumber di Twittter mengatakan angka pembekuan akun telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak Oktober. Bahkan, Twitter juga terus menangguhkan sebanyak 1 juta akun setiap harinya.
Tindakan agresif "bersih-bersih" Twitter itu berdampak kepada penurunan jumlah pengguna bulanan pada kuartal kedua yang berakhir pekan lalu seperti dikutip The Washington Post.
Meskipun demikian, Twitter akan terus melakukan tindakan tegas dengan menghapus akun-akun anonim yang dapat mengancam keamanan publik maupun pengguna.
"Twitter telah memutuskan untuk mementingkan keamanan publik daripada mengutamakan kebebasan berekspresi. Jika Twitter lebih mementingkan kebebasan berekspresi, maka sangat kecil kemungkinan orang-orang tidak merasa aman," kata Del Harvey (VP for Trust and Safety Twitter). "Ekspresi yang bebas tidak terlalu berarti jika orang tidak merasa aman," tegas Harvey.
Hingga akhir tahun lalu, Twitter sendiri memiliki 330 juta pengguna aktif bulanan.