Find Us On Social Media :

Kemkominfo: Tidak Ada Data Pengguna Facebook Indonesia yang Bocor

By Adam Rizal, Kamis, 12 Juli 2018 | 17:00 WIB

Ilustrasi Cambridge Analytica

Skandal Cambridge Analytica yang menyebabkan 87 juta data pengguna Facebook bocor benar-benar mencoreng citra Facebook yang seharusnya menjaga privasi penggunanya.

Bahkan, ada 1 juta data pengguna Facebook asal Indonesia yang terseret skandal memalukan tersebut.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan Facebook telah memberikan laporan awal invetigasinya dan mengungkapkan bahwa semua data pengguna asal Indonesia aman dan tidak ada yang bocor/

"Dalam investigasi awal, tidak ada satu pun data dari Indonesia yang disedot oleh Cambridge Analytica. Jumlah yang 87 juta itu hanya di Amerika Serikat. Mereka mengklaim tidak pernah ada pelanggaran yang dilakukan Facebook soal keamanan data," kata Semuel Abrijani Pangerapan (Dirjen Aptika Kominfo).

Semuel yang akrab disapa Semmy itu menjelaskan bahwa semua data pengguna yang diambil oleh Facebook merupakan data yang memang sudah sesuai dengan persetujuan pengguna aplikasi.

Persetujuan itu terlihat ketika seseorang menginstal aplikasi pihak ketiga yang dihubungkan ke dalam Facebook.

"Sebelumnya kan' ada 1 juta lebih data Indonesia itu ternyata tidak ditemukan. Kita tetap monitor karena proses penyelidikan dan audit masih jalan atau on going," jelasnya.

Pemerintah berharap setiap aplikasi yang beroperasi di Indonesia harus menjaga kerahasiaan, bukan untuk perusahaan lain atau diperdagangkan kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Saat ini Facebook masih terus mensosialisasikan fitur-fitur baru supaya pengguna lebih sadar untuk mengubah pengaturan keamanan akunnya. Sebelumnya, Facebook juga telah melakukan pembaruan yang membuat pengaturan privasi jadi lebih mudah dilakukan.

Semuel pun mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati menggunakan media sosial. Dengan izin dari pengguna semua data pengguna bisa diperoleh oleh pihak ketiga.

"Jadi memang di sosial media segala sesuatu itu ada di kita, makanya kita harus hati-hati. Jadi, kalau memang kita menjadi terbuka, ya kita menjadi terbuka," ujarnya.