Sebagai salah satu penyedia solusi open source terkemuka di dunia, Red Hat baru-baru ini mengumumkan telah meluncurkan program OpenShift Practice Builder Program untuk wilayah Asia Pasifik.
Program ini bertujuan untuk membantu integrator sistem (system integrator/SI) dalam mengembangkan dan memonetisasi pengembangan aplikasi cloud-native modern dan praktik pengiriman dengan menggunakan Red Hat OpenShift dan Red Hat JBoss Middleware.
“Integrator sistem merupakan kunci dalam membantu perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik berinovasi melalui pengembangan aplikasi cloud dan aplikasi berbasis container baru, serta memodernisasi aplikasi-aplikasi yang telah ada. Integrator sistem global seperti Accenture, Atos, DXC, HCL, dan Wipro telah mengembangkan keterampilan dan solusi berbasis teknologi Red Hat guna memenuhi kebutuhan pelanggan mereka,” ucap Josep Garcia, Vice President of Asia-Pacific Partners and Alliances, Red Hat Asia Pacific.
“Kami sangat antusias untuk menghadirkan Program Red Hat OpenShift Practice Builder guna membantu para integrator sistem di kawasan ini agar mampu dengan lebih cepat mengembangkan keahlian pada Red Hat OpenShift Container Platform, yang merupakan platform aplikasi container Kubernetes kelas enterprise yang paling komprehensif di industri ini,” tambahnya.
Perusahaan seringkali mendorong inisiatif transformasi digital agar menjadi lebih inovatif dan membantu menghindari disrupsi. Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, perusahaan dapat memanfaatkan alat seperti cloud dan container agar lebih cepat, mudah dan aman dalam mengembangkan dan menggunakan aplikasi modern yang dapat membantu mereka agar mampu mengungguli para pesaing.
Melihat itu, Gartner memprediksi bahwa pada tahun 2020, lebih dari 50% perusahaan global akan menjalankan containerized application dalam produksi, yang meningkat dibandingkan kurang dari 20% saat ini .
Program Red Hat OpenShift Practice Builder sendiri dirancang secara khusus untuk membantu integrator sistem dalam mengembangkan keahlian pada tool pengembang Red Hat OpenShift dan Red Hat JBoss Middleware, serta memungkinkan mereka untuk mengembangkan dan memodernisasi aplikasi untuk cloud guna membantu menghadirkan layanan baru dengan biaya yang lebih rendah dan mempercepat pengembangan demi pengembalian investasi yang lebih cepat.
Beberapa integrator sistem di Asia-Pasifik, termasuk NTT Data di Jepang, Wipro di India, Sino-Bridge di Tiongkok, serta Integral and ANATAS di Australia, telah terlibat dalam mengembangkan program ini.
Program Red Hat OpenShift Practice Builder ini dirancang agar relevan dengan integrator sistem yang sudah ada maupun yang integrator sistem “born-in-the-cloud” (yang berkembang di cloud) yang membangun DevOps atau praktik pengembangan aplikasi modern.
“Dengan kelincahan dan fleksibilitas yang semakin dianggap penting dalam lingkungan bisnis yang tengah bergejolak saat ini, kami yakin bahwa kolaborasi kami yang kuat bersama Red Hat akan menjadi dasar bagi solusi-solusi kami," kata Hiroshi Tomiyasu, Technology and Innovation General Headquarters, NTT DATA.