Find Us On Social Media :

Begini Modus Hacker Curi Data Medis Perdana Menteri Singapura

By Adam Rizal, Minggu, 22 Juli 2018 | 16:00 WIB

LHsien Loong (Perdana Menteri Singapura)

Singapura diserang hacker dengan serangan siber secara sporadis yang merampok 1,5 juta data pribadi warga Singapura atau seperempat total jumlah penduduk Singapura.

Bahkan, serangan siber itu juga mencuri data pribadi Lee Hsien Loong (Perdana Menteri Singapura).

Modusnya, kata pejebat setempat, para peretas masuk ke ruang database klinik kesehatan milik pemerintah antara 1 Mei 2015 sampai 4 Juli 2018.

Para peretas itu mencuri data-data berupa nama, alamat pasien dan catatan obat-obatan tetapi tidak tidak membawa data riwayat medis.

"Mereka tidak mengubah catatan yang ada. Tidak ada pula catatan diagnosa, hasil tes, atau catatan dokter yang mereka curi. Kami pun belum menemukan bukti pelanggaran serupa di sistem pelayanan kesehatan lain," kata pemerintah Singapura seperti dikutip Straits Times

Ironisnya, data-data yang berhasil dicuri termasuk milik Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Data Lee yang berhasil dicuri berupa informasi obat-obatan yang diberikan oleh dokter kepada Lee sebagai pasien rawat jalan.

Lee memang pernah menjalani pengobatan kanker sebanyak dua kali. Pemerintah Singapura menyebut serangan siber itu memang secara spesifik menargetkan untuk mencuri data-data Lee.

Pihak keamanan Singapura menduga serangan siber itu disponsori oleh negara tertentu bukan sekelompok hacker. "Ini adalah serangan siber yang disengaja, ditargetkan, dan direncanakan dengan baik," sebut Pemerintah Singapura dalam pernyataan resminya.

PM Lee sendiri sudah memberikan pernyataan lewat postingan Facebook-nya, terkait aksi peretasan ini. Dalam postingan tersebut, Lee mengatakan jika hacker memang sengaja ingin menjadikan dirinya sebagai target.

"Jika benar, mereka tentu akan kecewa. Data medis memang bukan hal yang biasanya saya beritahukan ke orang lain, tapi tidak ada hal penting dalam data kesehatan ini," tulis PM Lee dalam postingannya itu.

Pemerintah Singapura memastikan tidak ada catatan medis yang diubah atau dihapus, juga tidak ada diagnosa, hasil tes, ataupun catatan dokter yang tercuri dalam serangan hacker yang masih belum diketahui identitasnya itu.

Sementara bagi 1,5 juta pasien yang terkena dampak dari serangan itu, data pribadi yang berhasil dicuri oleh hacker hanyalah nama, alamat, jenis kelamin, suku, tanggal lahir, dan nomor kependudukan, bukan data medis.